PDB Singapura Tumbuh 0,7% di 2019, Terendah Dalam 1 Dekade!
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 January 2020 13:54
Singapura, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan pertumbuhan ekonomi Negeri Singa sepanjang tahun lalu mencapai 0,7%. Realisasi itu jauh lebih rendah ketimbang pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai 3,1%.
Apabila dirunut, realisasi PDB 2019 merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir!
Khusus untuk kuartal IV 2019, ekonomi Singapura tumbuh 0,8%, atau naik tipis dibandingkan 0,7% pada kuartal III 2019. Demikian pernyataan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sebagaimana dikutip dari Channel News Asia (CNA), Kamis (2/1/2020).
Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2019 sejalan dengan perkiraan Reuters.
Apabila dianalisis, perlambatan pertumbuhan ekonomi Singapura pada 2019 disebabkan oleh perang dagang yang berlarut-larut antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Padahal, ekonomi Negeri Singa berorientasi ekspor.
Pada kuartal IV 2019, sektor manufaktur Singapura kembali mencatatkan penurunan. Ini merupakan kontraksi kuartalan keempat berturut-turut. Penurunannya sebesar 2,1% secara tahunan (YoY) atau turun 0,9% dari kuartal ketiga. Sektor manufaktur menyumbang sekitar seperlima dari ekonomi Singapura.
Para pemangku kepentingan di Singapura pun telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi setahun penuh sebanyak tiga kali. Terbaru, pada Kamis lalu, ekonomi diperkirakan ada dalam kisaran 0,5%-1%.
Untuk tahun ini, OCBC tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Singa, yaitu 1%-2%.
"Dengan asumsi bahwa pemulihan tetap terjadi di sektor manufaktur, tetapi juga didukung pertumbuhan yang lebih cepat di sektor jasa dan konstruksi," ujar analis dari OCBC Selena Ling.
(miq/miq) Next Article Perang Dagang AS-China Reda, Siap-siap Perang Dagang AS-Eropa
Apabila dirunut, realisasi PDB 2019 merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir!
Khusus untuk kuartal IV 2019, ekonomi Singapura tumbuh 0,8%, atau naik tipis dibandingkan 0,7% pada kuartal III 2019. Demikian pernyataan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sebagaimana dikutip dari Channel News Asia (CNA), Kamis (2/1/2020).
Apabila dianalisis, perlambatan pertumbuhan ekonomi Singapura pada 2019 disebabkan oleh perang dagang yang berlarut-larut antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Padahal, ekonomi Negeri Singa berorientasi ekspor.
Pada kuartal IV 2019, sektor manufaktur Singapura kembali mencatatkan penurunan. Ini merupakan kontraksi kuartalan keempat berturut-turut. Penurunannya sebesar 2,1% secara tahunan (YoY) atau turun 0,9% dari kuartal ketiga. Sektor manufaktur menyumbang sekitar seperlima dari ekonomi Singapura.
Para pemangku kepentingan di Singapura pun telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi setahun penuh sebanyak tiga kali. Terbaru, pada Kamis lalu, ekonomi diperkirakan ada dalam kisaran 0,5%-1%.
Untuk tahun ini, OCBC tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Singa, yaitu 1%-2%.
"Dengan asumsi bahwa pemulihan tetap terjadi di sektor manufaktur, tetapi juga didukung pertumbuhan yang lebih cepat di sektor jasa dan konstruksi," ujar analis dari OCBC Selena Ling.
(miq/miq) Next Article Perang Dagang AS-China Reda, Siap-siap Perang Dagang AS-Eropa
Most Popular