Internasional

Kuroda Kembali Terpilih Jadi Gubernur Bank Sentral Jepang

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
16 March 2018 14:27
Haruhiko Kuroda kembali memimpin bank sentral Jepang, Bank of Japan, untuk masa jabatan keduanya.
Foto: Reuters
Tokyo, CNBC Indonesia - Parlemen Jepang menyetujui Haruhiko Kuroda untuk menjabat kembali sebagai gubernur bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), untuk periode kedua pada hari Jumat (16/3/2018), dengan mandat untuk melawan deflasi dan mendorong pertumbuhan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini.

Dipilih langsung oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membawa Jepang keluar dari siklus penurunan harga yang menghambat pertumbuhan ekonominya, Kuroda telah melaksanakan kebijakan moneter dari strategi ekonomi kebanggaan sang perdana menteri, "Abenomics".


Dilansir dari AFP, mantan Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) yang berusia 73 tahun ini akan menjadi gubernur BoJ dengan masa bakti terlama jika ia menyelesaikan lima tahun periode jabatannya yang kedua.

Kuroda mulai menjabat pada bulan Maret 2013 dengan mandat untuk menjalankan apa yang ia sebut sebagai "bazooka" ekonomi untuk kembali menghidupkan perekonomian Jepang yang hampir mati.

Ia mengawasi kebijakan pelonggaran moneter yang sangat agresif, menerapkan kebijakan suku bunga BoJ negatif untuk pertama kalinya pada bulan Januari 2016, dan secara efektif menginstruksikan para bank untuk menyimpan uang mereka di bank sentral.

BoJ juga berjanji untuk menahan imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun di sekitar 0% dengan membeli sebanyak mungkin surat berharga yang diperlukan.

Meskipun begitu, Kuroda gagal dalam misinya untuk mencapai target inflasi 2%. Inflasi Jepang bulan Januari tercata 0,9%.

Kritikus juga menuding pelonggaran moneternya telah melemahkan nilai mata uang yen dan mengakibatkan pemulihan ekonomi terlalu dipimpin oleh ekspor.

Namun, ia bisa dikatakan sukses karena Jepang sedang menikmati rentetan pertumbuhan ekonomi kuartalan yang terpanjang sejak bubble perekonomian di akhir tahun 1980an.

Para analis pasar mengatakan dengan angka inflasi yang mulai melesat maju dan perekonomian yang membaik, tantangan terbesar Kuroda di masa depan adalah keluar dari kebijakan pelonggaran moneternya.


Untuk saat ini, Kuroda telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan saat ini.

"Kami perlu gigih terhadap penerapan kebijakan pelonggaran moneter untuk mencapai target inflasi," katanya setelah pertemuan dewan gubernur bank sentral itu baru-baru ini, sembari menambahkan bahwa Jepang masih "sangat jauh" dari tujuan inflasi 2%.

"Jadi, kita tidak sedang berada dalam situasi di mana kita bisa mendiskusikan waktu untuk keluar dari kebijakan ini."
(prm) Next Article Bank Sentral Jepang Lanjutkan Kebijakan Moneter Longgar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular