
Internasional
Kebijakan Moneter Global Berubah, Bos BOJ Beri Peringatan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
17 January 2019 13:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda pada Kamis (17/01/2019) mengatakan bank sentral seluruh dunia harus berhati-hati mengevaluasi efek dari langkah kebijakan moneter non-konvensional karena manfaat dan efek sampingnya dapat berbeda dari yang dihasilkan oleh kebijakan konvensional.
Kuroda juga mengatakan perubahan demografis di negara-negara besar dapat memengaruhi perilaku lembaga keuangan yang pada akhirnya akan berdampak pada keputusan kebijakan bank sentral.
"Ketika lingkungan suku bunga rendah terus berlanjut dan permintaan kredit menjadi stagnan di tengah populasi yang menurun, bank mungkin mempercepat aktivitas peningkatan imbal hasil mereka, seperti memperluas eksposur mereka kterhadape aset luar negeri dan meningkatkan pinjaman juga investasi untuk perusahaan dengan risiko kredit yang lebih tinggi," kata gubernur bank sentral Jepang itu, seperti dilansir dari Reuters.
Ia menyampaikan hal itu dalam Simposium G20 di Tokyo, Jepang, hari Kamis.
"Jika itu masalahnya, seluruh sistem keuangan bisa menjadi kurang stabil," kata Kuroda.
Pernyataannya itu membuat yen bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, BoJ merupakan salah satu bank sentral yang bisa dibilang paling tidak konvensional dalam hal pemilihan instrumen kebijakan moneter yang digunakan. Misalnya, BoJ mengontrol tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun di kisaran 0%, tulis Tim Riset CNBC Indonesia.
Pernyataan Kuroda lantas memberikan sinyal bahwa BoJ bisa saja mengubah secara drastis kebijakannya. Akibatnya, investor bermain aman dengan melepas dulu kepemilikannya atas yen.
(prm) Next Article Ekonomi Jepang Diprediksi Tak Loyo Lagi, Ini Buktinya!
Kuroda juga mengatakan perubahan demografis di negara-negara besar dapat memengaruhi perilaku lembaga keuangan yang pada akhirnya akan berdampak pada keputusan kebijakan bank sentral.
"Ketika lingkungan suku bunga rendah terus berlanjut dan permintaan kredit menjadi stagnan di tengah populasi yang menurun, bank mungkin mempercepat aktivitas peningkatan imbal hasil mereka, seperti memperluas eksposur mereka kterhadape aset luar negeri dan meningkatkan pinjaman juga investasi untuk perusahaan dengan risiko kredit yang lebih tinggi," kata gubernur bank sentral Jepang itu, seperti dilansir dari Reuters.
![]() |
"Jika itu masalahnya, seluruh sistem keuangan bisa menjadi kurang stabil," kata Kuroda.
Pernyataannya itu membuat yen bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, BoJ merupakan salah satu bank sentral yang bisa dibilang paling tidak konvensional dalam hal pemilihan instrumen kebijakan moneter yang digunakan. Misalnya, BoJ mengontrol tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun di kisaran 0%, tulis Tim Riset CNBC Indonesia.
Pernyataan Kuroda lantas memberikan sinyal bahwa BoJ bisa saja mengubah secara drastis kebijakannya. Akibatnya, investor bermain aman dengan melepas dulu kepemilikannya atas yen.
(prm) Next Article Ekonomi Jepang Diprediksi Tak Loyo Lagi, Ini Buktinya!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular