
Internasional
Ekonomi Jepang Diprediksi Tak Loyo Lagi, Ini Buktinya!
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
21 January 2020 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Jepang (BOJ) memprediksi pertumbuhan ekonomi negara Sakura bakal meningkat. Meski baru akan menyampaikan pernyataan resmi Selasa (21/1/2020) sore, sebagian hasil rapat BOJ sudah diumumkan ke media.
Setelah rapat selama dua hari ini, BOJ tetap mempertahankan suku bunga jangka pendek di -0,1% dan mengarahkan yield obligasi 10 tahun ke kisaran 0%.
BOJ juga memperkirakan kenaikan pertumbuhan menjadi 0,9% di tahun fiskal ini, April 2020 hingga Maret 2021, atau naik dari proyeksi sebelumnya 0,7%.
Ditandatanganinya perjanjian Fase I damai dagang AS dan China menjadi alasan. Selain itu pasar keuangan dunia juga relatif lebih tenang pasca meredanya ketegangan antara AS-Iran.
Meski demikian, kebijakan uang longgar masih akan dipakai oleh BOJ. Ini dilakukan guna mencapai target inflasi 2%.
"Ekonomi Jepang sepertinya trennya akan moderat," tulis BOJ dalam laporan kuartalannya. "Meski resiko ekonomi global menurun, risiko tetap besar."
Prediksi membaiknya ekonomi ini terjadi setelah pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe mengeluarkan stimulus fiskal untuk menahan perlambatan ekonomi. Termasuk dampak buruk dari tarif pajak konsumsi yang naik di Oktober.
Sementara itu, ekonom setempat menilai apa yang dilakukan BOJ sudah tepat. "Melihat yen stabil dan bank sentral lainnya menahan kebijakan, tak ada alasan untuk BOJ mengambil aksi khusus sekarang," kata Senior Market Mizuho Securities, Toru Suehiro, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir masih lambat dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Lembaga yang berbasis di Amerika Serikat ini bahkan kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada Senin (20/1/2020), menjadi 2,9% di 2019 dan 3,3% untuk 2020.
Sebelumnya pada Oktober lalu IMF memproyeksikan pertumbuhan global di angka 3% untuk 2019 dan 3,4% untuk 2020. Sementara itu, untuk tahun 2021, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan di angka 3,4%.
(sef/sef) Next Article Awas, Potensi Jepang Resesi Makin Besar
Setelah rapat selama dua hari ini, BOJ tetap mempertahankan suku bunga jangka pendek di -0,1% dan mengarahkan yield obligasi 10 tahun ke kisaran 0%.
BOJ juga memperkirakan kenaikan pertumbuhan menjadi 0,9% di tahun fiskal ini, April 2020 hingga Maret 2021, atau naik dari proyeksi sebelumnya 0,7%.
Meski demikian, kebijakan uang longgar masih akan dipakai oleh BOJ. Ini dilakukan guna mencapai target inflasi 2%.
"Ekonomi Jepang sepertinya trennya akan moderat," tulis BOJ dalam laporan kuartalannya. "Meski resiko ekonomi global menurun, risiko tetap besar."
Prediksi membaiknya ekonomi ini terjadi setelah pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe mengeluarkan stimulus fiskal untuk menahan perlambatan ekonomi. Termasuk dampak buruk dari tarif pajak konsumsi yang naik di Oktober.
Sementara itu, ekonom setempat menilai apa yang dilakukan BOJ sudah tepat. "Melihat yen stabil dan bank sentral lainnya menahan kebijakan, tak ada alasan untuk BOJ mengambil aksi khusus sekarang," kata Senior Market Mizuho Securities, Toru Suehiro, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir masih lambat dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Lembaga yang berbasis di Amerika Serikat ini bahkan kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada Senin (20/1/2020), menjadi 2,9% di 2019 dan 3,3% untuk 2020.
Sebelumnya pada Oktober lalu IMF memproyeksikan pertumbuhan global di angka 3% untuk 2019 dan 3,4% untuk 2020. Sementara itu, untuk tahun 2021, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan di angka 3,4%.
(sef/sef) Next Article Awas, Potensi Jepang Resesi Makin Besar
Most Popular