Internasional

Pertumbuhan Ekonomi Jepang Kuartal IV-2017 Lampaui Perkiraan

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 March 2018 12:09
Pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal IV-2017 tercatat 1,6% secara tahunan (year-on-year/ yoy).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Jepang menguat 1,6% secara tahunan di kuartal terakhir 2017 atau membaik dari estimasi awal pertumbuhan 0,5% karena adanya revisi ke atas pada belanja modal (capital expenditure/ capex), kata Kantor Kabinet pada hari Kamis (8/3/2018).

Hal ini menandai pertumbuhan yang terjadi selama delapan kuartal berturut-turut.

Revisi dilakukan karena adanya pendapatan capex yang lebih cepat dari prediksi, sebuah dorongan agar para pembuat kebijakan memantik siklus pertumbuhan yang baik melalui kenaikan upah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Jika itu dilakukan, hasilnya adalah peningkatan investasi bisnis dan akselerasi inflasi.

Data dari Kantor Kabinet menunjukkan perekonomian melampaui estimasi 0,9% pertumbuhan tahunan dari para ekonom, serta perkiraan awal pemerintah yang memprediksi pertumbuhan 0,5%.

Ekonomi yang menguat ini menandakan ekspansi terlama tanpa gangguan sejak pertumbuhan 12 kuartal berturut-turut antara April sampai Juni 1986 dan Januari sampai Maret 1989 ketika terjadi bubble inflasi aset ekonomi di Jepang. Situasi ini adalah pertanda baik untuk pertumbuhan berkelanjutan.

"Data terbaru yang lesu seperti produksi industri dan penjualan ritel di bulan Januari mengisyaratkan pertumbuhan PDB [produk domestik bruto] yang bisa jadi melambat di kuartal pertama [tahun ini]," kata Masaki Kuwahara, Senior Ekonom di Nomura Securities, seperti dilansir dari CNBC Internasional.

"Tetap saja, pertumbuhan Jepang masih akan kuat sampai paling tidak musim panas didorong ekspor dan belanja modal, serta disokong ekonomi AS [Amerika Serikat] yang kuat."

Dengan inflasi yang masih jauh dari target 2%, bank sentral Bank of Japan (BOJ) diharapkan dapat menjaga pelonggaran moneter besar-besaran pada rapat penetapan kebijakan yang berakhir hari Jumat (9/3/2018).

Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan inflasi konsumen inti di Tokyo meningkat menjadi 0,9% di bulan Februari. Hal itu seiring dengan tingkat pengangguran yang menyentuh 2,4% di bulan Januari, terendah selama 25 tahun, yang mendukung proyeksi optimis bank sentral Jepang.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda, yang masih akan menjabat sebagai orang nomor satu bank sentral selama satu periode lagi, mengguncang pasar hari Jumat (2/3/2018) lalu ketika untuk pertama kalinya menyebutkan prospek keluar dari stimulus moneter jika target inflasi 2% tercapai. Pernyataan yang kemudian ia perhalus.

Data pada hari Kamis menunjukkan komponen belanja modal PDB tumbuh 1% dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan prediksi nilai tengah pertumbuhan di angka 1,2% dan estimasi awal kenaikan 0,7%.


Inventasi swasta berkontribusi 0,1% poin ke dalam pertumbuhan PDB secara keseluruhan, melampaui prediksi awal minus 0,1% poin. Hal inilah yang menjadi faktor terbesar di balik revisi PDB yang semakin tinggi, kata pejabat Kantor Kabinet.

Konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% ke PDB, tumbuh 0,5% selama bulan Oktober sampai Desember, dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Nilainya sama dengan prediksi awal.

Permintaan domestik berkontribusi 0,4% poin terhadap PDB yang direvisi. Sementara ekspor bersih atau ekspor yang sudah dikurangin impor tetap seimbang dan tidak berkontribusi apapun, menurut data yang ditunjukkan.
(prm) Next Article Setelah Terkontraksi, Ekonomi Jepang Kuartal II Tumbuh 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular