
Internasional
Penurunan Produksi Industri Jepang Lebih Dalam dari Perkiraan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 February 2018 15:52

Tokyo, CNBC Indonesia - Produksi industri Jepang turun di bulan Januari, sebagian disebabkan oleh penurunan produksi mobil akibat lesunya penjualan di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa perusahaan bisa jadi semakin membatasi produksi untuk habiskan stok.
Data Kementerian Perdagangan Jepang yang dirilis hari Rabu (28/2/2018) menunjukkan produksi pabrik turun 6,6% di Januari. Penurunan tersebut melampaui estimasi rata-rata para ekonom, yaitu 4,2% pelemahan. Sebelumnya di Desember, pertumbuhan produksi industri tercatat 2,9%.
Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh produksi mobil, truk, peralatan konstruksi, dan memory chip yang lesu, seperti dilansir dari CNBC International.
Produksi mobil dan truk anjlok 14,4% sementara peralatan konstruksi turun 7,8%.
Pabrik-pabrik yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) memprediksi produksi akan naik 9% di bulan Februari, tetapi akan turun 2,7% di bulan Maret.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa perekonomian bisa jadi menghadapi perjalanan berat selama dua tahun belakangan. Alhasil, hal tersebut semakin mempersulit usaha bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), untuk mendorong inflasi mencapai target 2%.
Meskipun begitu, dengan permintaan global yang baik, beberapa bulan ke depan kemungkinan akan menunjukkan hasil yang baik jika pertumbuhan bisa dipertahankan.
Faktor yang dapat membebani produksi industri Jepang secara sementara adalah liburan Tahun Baru China di China dan beberapa negara Asia lainnya pada bulan ini.
Perekonomian Jepang telah tumbuh selama delapan kuartal berturut-turut yang merupakan ekspansi beruntun terpanjang sejak booming ekonomi di tahun 1980an. Hal ini membuat rencana pembangunan Perdana Menteri Shinzo Abe semakin mampu mengatasi stagnasi selama beberapa dekade.
Belanja konsumen, ekspor, dan belanja modal telah membantu mendorong pertumbuhan. Para ekonom mengatakan belanja konsumen bisa kehilangan sebagian momentum tahun ini, tetapi mereka berharap ekspor dapat tetap kuat berkat permintaan global yang berkelanjutan.
(prm) Next Article Industri Manufaktur Makin Kacau, Investasi Belum Nendang
Data Kementerian Perdagangan Jepang yang dirilis hari Rabu (28/2/2018) menunjukkan produksi pabrik turun 6,6% di Januari. Penurunan tersebut melampaui estimasi rata-rata para ekonom, yaitu 4,2% pelemahan. Sebelumnya di Desember, pertumbuhan produksi industri tercatat 2,9%.
Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh produksi mobil, truk, peralatan konstruksi, dan memory chip yang lesu, seperti dilansir dari CNBC International.
Pabrik-pabrik yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) memprediksi produksi akan naik 9% di bulan Februari, tetapi akan turun 2,7% di bulan Maret.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa perekonomian bisa jadi menghadapi perjalanan berat selama dua tahun belakangan. Alhasil, hal tersebut semakin mempersulit usaha bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), untuk mendorong inflasi mencapai target 2%.
Meskipun begitu, dengan permintaan global yang baik, beberapa bulan ke depan kemungkinan akan menunjukkan hasil yang baik jika pertumbuhan bisa dipertahankan.
Faktor yang dapat membebani produksi industri Jepang secara sementara adalah liburan Tahun Baru China di China dan beberapa negara Asia lainnya pada bulan ini.
Perekonomian Jepang telah tumbuh selama delapan kuartal berturut-turut yang merupakan ekspansi beruntun terpanjang sejak booming ekonomi di tahun 1980an. Hal ini membuat rencana pembangunan Perdana Menteri Shinzo Abe semakin mampu mengatasi stagnasi selama beberapa dekade.
Belanja konsumen, ekspor, dan belanja modal telah membantu mendorong pertumbuhan. Para ekonom mengatakan belanja konsumen bisa kehilangan sebagian momentum tahun ini, tetapi mereka berharap ekspor dapat tetap kuat berkat permintaan global yang berkelanjutan.
(prm) Next Article Industri Manufaktur Makin Kacau, Investasi Belum Nendang
Most Popular