
Geliat Ekspor Manufaktur di Awal 2018
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
15 February 2018 15:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data neraca perdagangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, tercatat ekspor hasil industri pengolahan periode Januari 2018 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,93% apabila dibandingkan dengan periode Desember 2017.
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan capaian Januari 2017, ekspor hasil manufaktur mampu meningkat sebesar 6,88%.
Mengutip paparan BPS, berdasarkan golongan barang HS 2 Digit, peningkatan ekspor industri pengolahan banyak disumbang oleh ekspor perhiasan/permata (kode HS 71), kendaraan dan bagiannya (kode HS 87), Pakaian jadi bukan rajutan (kode HS 62), mesin/peralatan listrik (kode HS 85), dan mesin-mesin/pesawat mekanik (kode HS 84).
Peningkatan terbesar secara bulanan dibukukan oleh ekspor perhiasan/permata, yakni sebesar 78,40% month to month (MtM).
Peningkatan ekspor industri pengolahan ini selaras dengan naiknya indeks Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia pada bulan Januari 2018. Bulan lalu, indeks yang menjadi acuan aktivitas industri manufaktur ini tercatat sebesar 49,9, meningkat dari capaian bulan Desember 2017 sebesar 49,3. Hal tersebut mengonfirmasi kontraksi industri manufaktur Indonesia yang semakin kecil.
Sebagai catatan, indeks PMI yang di atas 50 menunjukkan aktivitas industri manufaktur yang ekspansif. Sebaliknya angka di bawah 50, mengindikasikan industri manufaktur yang kontraktif.
Tim Riset CNBC Indonesia juga mencatat bahwa meskipun pertumbuhan ekspor industri pengolahan mampu meningkat sebesar 6,88%, jumlah tersebut masih di bawah pertumbuhan ekspor barang pertambangan yang mampu membukukan pertumbuhan sebesar 19,64% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Ya Ampun, Ada Lagi Kabar Buruk di Ekonomi Indonesia
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan capaian Januari 2017, ekspor hasil manufaktur mampu meningkat sebesar 6,88%.
![]() |
Peningkatan terbesar secara bulanan dibukukan oleh ekspor perhiasan/permata, yakni sebesar 78,40% month to month (MtM).
Peningkatan ekspor industri pengolahan ini selaras dengan naiknya indeks Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia pada bulan Januari 2018. Bulan lalu, indeks yang menjadi acuan aktivitas industri manufaktur ini tercatat sebesar 49,9, meningkat dari capaian bulan Desember 2017 sebesar 49,3. Hal tersebut mengonfirmasi kontraksi industri manufaktur Indonesia yang semakin kecil.
Sebagai catatan, indeks PMI yang di atas 50 menunjukkan aktivitas industri manufaktur yang ekspansif. Sebaliknya angka di bawah 50, mengindikasikan industri manufaktur yang kontraktif.
![]() |
Tim Riset CNBC Indonesia juga mencatat bahwa meskipun pertumbuhan ekspor industri pengolahan mampu meningkat sebesar 6,88%, jumlah tersebut masih di bawah pertumbuhan ekspor barang pertambangan yang mampu membukukan pertumbuhan sebesar 19,64% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Ya Ampun, Ada Lagi Kabar Buruk di Ekonomi Indonesia
Most Popular