
Internasional
Pertumbuhan Output Industri dan Investasi China Melesat Tajam
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 March 2018 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Output industri China tumbuh lebih cepat dari perkiraan di awal tahun ini. Hal itu menunjukkan momentum yang solid di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut di tengah-tengah upaya Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif tinggi untuk barang-barang impor dari China.
Investasi aset tetap juga tumbuh melampaui perkiraan, sementara pertumbuhan penjualan ritel meningkat jika dibandingkan bulan Desember namun sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi.
Output industri naik 7,2% di dua bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, seperti yang dilaporkan Biro Statistik Nasional pada hari Rabu (14/3/2018), melampaui perkiraan analis yang hanya menargetkan pertumbuhan 6,1% dan melonjak tajam dari capaian bulan Desember yang sebesar 6,2%.
Namun, data-data ekonomi China pada awal tahun biasanya ditanggapi secara hati-hati oleh investor, dikarenakan adanya libur panjang perayaan Imlek yang jatuh pada pertengahan Februari tahun ini. Adanya perayaan tersebut cenderung membuat data-data ekonomi China menjadi bagus, dilansir dari Reuters.
Oleh karena itu, gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi China baru akan didapatkan setelah data kuartal 1 dirilis pada bulan April.
Banyak ekonom yang memperkirakan momentum pertumbuhan ekonomi akan melambat tahun ini, namun banyak juga yang memperkirakan, dengan mengacu pada data resmi hingga berbagai survei, bahwa pertumbuhan China masih kuat.
Dari data yang dirilis minggu lalu diketahui bahwa ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun pada bulan Februari, meski hubungan perdagangan dengan AS terus memburuk.
Investasi aset tetap China secara mengejutkan tumbuh sebesar 7,9% pada bulan Januari-Februari, mengalahkan estimasi analis yang di survei oleh Reuters sebesar 7%. Sepanjang 2017, pertumbuhannya adalah sebesar 7,2%.
Investasi barang modal sektor swasta naik 8,1%, dibandingkan kenaikan 6% pada tahun 2017. Investasi sektor swasta berkontribusi sebesar 60% dari total investasi di China.
Penjualan ritel naik 9,7% , sedikit meleset dari perkiraan yaitu 9,8%, namun naik dari capaian bulan Desember yang sebesar 9,4%.
Pekan lalu Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5% tahun ini, target yang sama dengan tahun 2017 yang berhasil dilampaui karena tingginya pembelanjaan infrastruktur pemerintah dan tingginya penyaluran kredit perbankan.
Namun, komentar dari pegawai pemerintah China pada minggu lalu mengindikasikan bahwa negaranya akan lebih berhati-hati dalam melakukan belanja pada tahun ini sembari fokus untuk mengurangi risiko yang datang dari tingginya tingkat utang.
(prm) Next Article Lemahnya Penjualan Ritel Hantui Perekonomian China
Investasi aset tetap juga tumbuh melampaui perkiraan, sementara pertumbuhan penjualan ritel meningkat jika dibandingkan bulan Desember namun sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi.
Output industri naik 7,2% di dua bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, seperti yang dilaporkan Biro Statistik Nasional pada hari Rabu (14/3/2018), melampaui perkiraan analis yang hanya menargetkan pertumbuhan 6,1% dan melonjak tajam dari capaian bulan Desember yang sebesar 6,2%.
Oleh karena itu, gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi China baru akan didapatkan setelah data kuartal 1 dirilis pada bulan April.
Banyak ekonom yang memperkirakan momentum pertumbuhan ekonomi akan melambat tahun ini, namun banyak juga yang memperkirakan, dengan mengacu pada data resmi hingga berbagai survei, bahwa pertumbuhan China masih kuat.
Dari data yang dirilis minggu lalu diketahui bahwa ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun pada bulan Februari, meski hubungan perdagangan dengan AS terus memburuk.
Investasi aset tetap China secara mengejutkan tumbuh sebesar 7,9% pada bulan Januari-Februari, mengalahkan estimasi analis yang di survei oleh Reuters sebesar 7%. Sepanjang 2017, pertumbuhannya adalah sebesar 7,2%.
Investasi barang modal sektor swasta naik 8,1%, dibandingkan kenaikan 6% pada tahun 2017. Investasi sektor swasta berkontribusi sebesar 60% dari total investasi di China.
Penjualan ritel naik 9,7% , sedikit meleset dari perkiraan yaitu 9,8%, namun naik dari capaian bulan Desember yang sebesar 9,4%.
Pekan lalu Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5% tahun ini, target yang sama dengan tahun 2017 yang berhasil dilampaui karena tingginya pembelanjaan infrastruktur pemerintah dan tingginya penyaluran kredit perbankan.
Namun, komentar dari pegawai pemerintah China pada minggu lalu mengindikasikan bahwa negaranya akan lebih berhati-hati dalam melakukan belanja pada tahun ini sembari fokus untuk mengurangi risiko yang datang dari tingginya tingkat utang.
(prm) Next Article Lemahnya Penjualan Ritel Hantui Perekonomian China
Most Popular