
Setan Merah Berdarah! Rugi Rp 441 M, Utang Bengkak ke Rp 9 T

Sepakbola tanpa penonton di stadion bak rokok tanpa kopi. Bisa dinikmati, tetapi rasanya kok ada yang kurang. Seperti tidak bernyawa.
Roh, gairah, dan emosi sepakbola adalah ketika pertandingan berlangsung di hadapan ribuan penonton di stadion. Sorak-sorai, nyanyian, dukungan, bahkan makian suporter adalah bumbu utama yang membuat sepakbola tidak terasa hambar.
Tidak cuma itu, kembalinya suporter ke stadion juga akan membantu klub dalam hal keuangan. United mungkin tidak akan sampai merugi andai pertandingan bisa dilakukan dengan normal seperti dulu lagi.
Oleh karena itu, kunci untuk mengembalikan nyawa (dan uang) ke sepakbola adalah penonton harus datang ke stadion. Saat itu terjadi, meski tentunya bertahap, sepakbola akan mampu membangun kembali fondasi yang ambruk dihantam pagebluk virus corona.
"Penonton sudah dibolehkan kembali (ke stadion) dalam jumlah tentu di lebih dari 20 negara Eropa, meski tetap harus mematuhi pembatasan sosial. Kami mendorong pemerintah Inggris untuk mengikuti contoh yang positif ini ketika waktunya sudah memungkinkan.
"Kami menyadari bahwa kesehatan memang harus menjadi prioritas, tetapi semestinya diterapkan secara konsisten. Orang-orang sudah boleh duduk berjam-jam di dalam pesawat atau menonton film di bioskop. Konser di dalam ruangan juga sudah dibolehkan.
"Namun mengapa aktivitas di luar ruangan yang menerapkan pembatasan sosial diperlakukan berbeda? Suporter adalah fondasi sepakbola, inkonsistensi seperti ini membuat klub dan fans frustrasi," tegas Ed Woodward, Executive Vice Chairman United, seperti dikutip dari Reuters.
