Jakarta, CNBC Indonesia - Usai sudah perjalanan klub sepak bola asal Inggris, Manchester United, di Liga Champions Eropa musim 2020/2021. Setan Merah hanya mampu finis di peeringkat tiga klasemen akhir Grup H, tidak cukup untuk membawa mereka lolos ke babak 16 besar.
Dalam laga penentuan dini hari tadi, anak asuh Manajer Ole Gunnar Solskjaer melawat ke Jerman untuk meladeni RB Leipzig. Dalam laga sebelumnya di Stadion Old Trafford, United 'mencukur gundul' Lepizig dengan skor 5-0.
Namun sekarang berbeda. Leipzig punya motivasi besar, karena mereka pun berpeluang lolos ke fase gugur. Motivasi ini yang membuat Si Banteng Merah bermain bak 'kesetanan'.
Pada menit ke-2, Angelino (bek sayap Manchester City yang dipinjamkan ke Leipzig) sudah berhasil membobol gawang United yang kali ini kembali dijaga David De Gea. Amadou Haidara menambah keunggulan Leipzig pada menit ke-13.
Pada babak II, tepatnya menit ke-69, Justin Kluivert (putra dari legenda sepakbola Belanda, Patrick Kluivert) membuat tim asuhan Manajer Julian Nagelsmann memimpin 3-0. Bruno Fernandes dan Paul Pogba berhasil membikin gol masing-masing pada menit ke-80 dan 82. Namun tidak cukup, hasil akhir adalah 3-2 untuk Lepizig.
"Anda tidak bisa memberikan tim lawan keunggulan 3-0 dan masih berharap lolos. Kami tidak beruntung pada menit-menit akhir. Titik balik kami adalah saat kekalahan di Istanbul (melawan Istanbul Basaksehir), setelah itu kami banyak kehilangan angka," kata Solskjaer dalam wawancara dengan BT Sport usai pertandingan.
Terdepaknya United dari Liga Champions musim ini tentu membuat status mereka sebagai tim elit Inggris dan Eropa dipertanyakan. Namun bukan hanya soal gengsi, ternyata kegagalan tampil di kompetisi antar-klub teratas di Benua Biru ini juga memberikan dampak ekonomi yang tidak sedikit.
Seperti diketahui, Liga Champions adalah 'ladang' uang. Jauh lebih cuan dbandingkan Liga Europa, kompetisi antar-klub Eropa kelas dua yang akan menjadi habitat baru United musim ini.
Sebagai gambaran, pada musim 2019/2020 Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) menyediakan total hadiah sekitar EUR 1,95 miliar (Rp setara Rp 33,44 triliun berdasarkan kurs tengah transaksi Bank Indonesia 8 Desember 2020) buat para peserta Liga Champions.
Sebagai permulaan, 32 klub yang berlaga di fase grup akan mendapatkan hadiah EUR 15,25 juta (Rp 261,54 miliar). Plus bonus EUR 1,7 juta (Rp 29,15 miliar) untuk setiap kemenangan dan EUR 900.000 (Rp 15,43 miliar) untuk hasil imbang.
Angka-angka itu bak bumi-langit jika dibandingkan dengan Liga Europa. Total hadiah yang disediakan UEFA untuk kompetisi ini adalah EUR 560 juta (Rp 9,6 triliun). Tidak sampai 30% dari total hadiah di Liga Champions.
Seluruh klub yang lolos ke fase grup Liga Europa mendapat hadiah awal EUR 2,92 juta (Rp 50,08 miliar). Ditambah bonus kemenangan EUR 570.000 (Rp 9,77 miliar) dan EUR 190.000 (Rp 3,26 miliar) untuk hasil seri. Jauh ketimbang Liga Champions.
Absen dari Liga Champions terbukti punya dampak finansial besar bagi United. Pada tahun fiskal 2020 yang berakhir 30 Juni, United membukukan kerugian GBP 23,2 juta (Rp 438,64 miliar). Anjlok dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat untung GBP 18,9 juta (Rp 357,34 milar).
Selain akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), tidak berlaga di Liga Champions juga menjadi biang kerok laporan keuangan Setan Merah menjadi merah. Musim lalu, United sudah bermain di Liga Europa sejak awal.
"Kegagalan lolos ke Liga Champions kan berdampak signifikan terhadap penurunan pendapatan. Jika sampai tidak lolos ke Liga Champions dalam dua musim beruntun atau lebih, pembayaran sponsorship dari Adidas akan berkurang 30%," tulis laporan keuangan United.
So, gini doang nih grup neraka...?
TIM RISET CNBC INDONESIA