
Nasib Man City Diumumkan Hari Ini, Peta Liga Inggris Berubah

Apa itu FFP? Bagaimana FFP bisa menjadi batu sandingan bagi City?
FFP mulai diberlakukan oleh UEFA pada 2011. Klub di Eropa harus memenuhi persyaratan keuangan, dalam arti memenuhi seluruh kewajiban yang harus dibayarkan.
Sejak 2013, klub harus memenuhi kewajiban impas (break-even) dalam laporan keuangannya. Pengeluaran harus seimbang dengan pemasukan, tidak boleh memupuk utang.
Untuk mengawasi penegakan aturan ini, Club Financial Control Body (CFCB) akan menganalisis laporan keuangan klub dalam tiga tahun terakhir.
Sebenarnya UEFA bukan tidak memperbolehkan klub untuk merugi. Klub boleh ekspansif dan kemudian mencatatkan kerugian, tetapi harus dalam batas aman yaitu EUR 30 juta (Rp 444,94 miliar) dalam tiga tahun. Kerugian itu juga harus segera ditutup oleh pemilik atau pihak yang berafiliasi dengan klub.
Jika pemilik klub menyuntikkan dana melalui perusahaan yang terkait dengan dirinya, maka UEFA akan melakukan investigasi. Ada perhitungan, apakah jumlah dana yang disuntikkan itu sesuai dengan nilai pasar atau ada 'penggelembungan'.
Nah, ini yang terjadi di City. Pada 2011, UEFA berjanji akan melakukan investigasi terhadap kerja sama City dengan Etihad Airways, perusahaan penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA).
Etihad adalah perusahaan milik pemerintah daerah Abu Dhabi, dengan Mohamed Mubarak Al Mazrouei sebagai CEO. Mohamed Mubarak Al Mazrouei adalah salah satu direktur di Manchester City. Mohamed Mubarak Al Mazrouei dan pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, adalah anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi.
Football Leaks mengungkapkan bahwa sebenarnya Abu Dhabi United Group (ADUG) adalah sponsor City yang sebenarnya. Dalam laporan keuangan City, Etihad memang ditulis membayar sponsorship GBP 67,5 juta (Rp 1,2 triliun). Namun hanya GBP 8 juta (Rp 142,93 milar) yang benar-benar datang dari Etihad, sisanya adalah duit ADUG. Jika entitas-entitas yang terkait menyumbang lebih dari 30% total pendapatan klub, maka UEFA akan melihatnya sebagai satu entitas.
"Tujuan dari FFP bukan untuk membuat semua klub menjadi setara, tetapi mendorong klub agar membangun kesuksesan secara jangka panjang dan berkesinambungan. Bukan sekadar mencari solusi instan. Klub perlu meningkatkan kesadaran akan investasi masa depan.
"Utang yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pada masa depan (stadion, akademi, insfrastruktur, dan sebagainya) adalah standar praktik di industri ini. Namun utang untuk membiayai keperluan jangka pendek seperti gaji atau transfer pemain bisa menciptakan masalah di arus kas sehingga harus dikelola dengan efektif. FFP bertujuan untuk menghindarkan klub dari utang yang tidak terkelola dengan baik,"sebut keterangan di situs resmi UEFA.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]