- Sistem tranpostasi telah berubah setelah aplikasi berbagi tumpangan hadir di Indonesia. Ratusan ribu sopir online, baik roda empat dan roda dua, kini menggantungkan rezeki dan harapan di aspal panas dengan ditemani terik matahari atau dinginnya malam
Sopir online pun sering mengalami kisah-kisah yang unik, lucu, menggemaskan, hingga memberi inspirasi bagi banyak orang. Kisah-kisah yang terjadi secara spontan dan tak pernah direncanakan ini dirangkum oleh CNBC Indonesia dalam cerita akhir tahun 2018.
Mardzuki tak pernah menyangka akan menyaksikan langsung kelahiran seorang bayi dari penumpang yang tak dikenalnya. Kisah ini terjadi ketika sopir Grab Car ini membawa ibu hamil beserta susternya. Tujuannya tak lain adalah Rumah Sakit (RS)
Merasa sudah pengalaman di Jalan, Mardzuki sempat berdebat dengan penumpanya. Pasalnya penumpang ingin ke RS yang jaraknya cukup jauh. Padahal kondisi jalanan waktu itu cukup macet
"Akhirnya saya sarankan untuk ke rumah sakit terdekat saja. Walaupun itu membuat saya tidak ke tujuan yang sudah dipesan. Tapi demi keselamatan ibu itu, ya, bodo amat deh saya mah, he-he-he," kata dia seperti dilansir dari detikcom yang mengutip laman Instagram @grabid, Senin (31/12/2018).
Di tengah perjalanan, sang Ibu merintih kesakitan layaknya orang yang segera melahirkan. Mardzuki pun panik dan tidak berani melihat ke belakang. "Persalinan dadakan pun terjadi di sana. Saya tetap panik," sambung dia.
Mardzuki berusaha menjaga mobil tetap stabil agar persalinan bisa berjalan lancar. Akhirnya, sang Ibu berteriak kencang yang diikuti tangis bayi yang baru saja lahir. Persalinan terjadi di dalam mobil Grab Car yang sedang berjalan. "Abis itu langsung berpikir, ini mobil pasti banjir darah," papar dia lagi.
Perjalanan mereka pun berlanjut menuju RS yang dituju. Entah karena senang atau panik, Sang Ibu pun lupa membayar tarif Grab Car Mardzuki.
"Ya, hitung-hitung beramal ke anak yang baru lahir, saya ikhlaskan saja. Karena saya percaya, ikhlas itu kunci untuk menambah rezeki," ujarnya.
Sebagai seorang Ibu Saami tak pernah terbayang akan mencari rezeki di aspal bersama Grab Car. Pandangan ini cukup umum karena sopir bukanlah pilihan pekerjaan utama bagi perempuan.
Namun, perempuan 37 tahun ini memang tidak punya banyak pilihan untuk mendapatkan penghasilan. Sedikit banyak penghasilan yang dia bawa pulang setiap hari sebagai sopir Grab Car, tetap menjadi andalan untuk biaya untuk hidup sehari-hari dan kedua anaknya.
Apalagi salah satu buah hatinya, mengidap penyakit yang cukup berat, kanker kelenjar getah bening. Tentu tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk mengobati sang anak.
Dikutip dari CNN Indonesia, hidup Saami cukup berat meskipun dia telah berusaha maksimal dan bekerja keras. Kerap dia bekerja tak kenal waktu hingga larut malam. Lelah pun menjadi langganan bagi tubuhnya, namun pekerjaan sopir Grab Car mengharuskan dia tetap ramah dan komunikatif.
Jika beruntung, dia bakal mendapatkan penumpang yang sopan dan baik hati. Namun kadang kala, keramahannya juga disalahartikan. Ada beberapa penumpang yang melontarkan ucapan tak sopan kepadanya.
"Kalau ada customer yang laki-laki kadang ada juga yang agak nakal," ujar Saami saat ditemui di acara Grab Carnaval di Gambir Expo, Jakarta Utara, Sabtu (22/12).
"Kadang-kadang customer itu ngobrol gitu kan. Tapi lama-lama ada juga yang kadang ngbrolnya jadi ngelantur. Suka goda-godain."
Pengemudi yang juga sekarang ini merupakan moderator Sahabat Grab Jakarta Barat 1, sering mendapati kesulitan sebagai pengemudi perempuan lantaran merasa terancam oleh kelakuan nakal beberapa penumpang laki-laki.
Dia mengungkapkan ada juga penumpang yang menggoda dan mengajaknya untuk bertemu. ia mengaku selalu menolak baik-baik dengan alasan bekerja.
Ketakutan Saami juga mengaku merasa khawatir kalau ada penumpang laki-laki lebih dari satu orang yang datang di malam hari dan di daerah yang dirasanya rawan atau tidak aman.
Untuk mengakalinya, dia tak ragu untuk menolak order penumpang. "Saya cancel. Tapi kalau masih daerah ramai kadang saya bawa walaupun masih dag, dig, dug," ungkapnya.
Selain kesulitan menghadapi penumpang laki-laki, Saami juga punya ketakutan tersendiri ketika menghadapi masalah dengan kendaraannya. Ia tidak tahu cara memperbaiki kendaraan jika ditemui kendala di jalan, salah satunya mengganti ban.
"Satu yang saya enggak bisa ganti ban. Kalau ada apa-apa di jalan gitu. Itu kendalanya," kata dia. "Biasanya saya kirim informasi ke grup. Jadi ditolong kawan-kawan," ujar Saami.
NEXT [Gambas:Video CNBC] Melisa Prita Dewi punya prinsip hidup bahwa tidak perlu kaya dan kuat untuk bisa membantu sesama. Hal ini inilah yang mendorong Sopir Ojek Online asal Bandung ini untuk mengalangan dana membantu setiap orang yang membutuhkan.
Mojang usia 21 tahun ini berhasil mengumpulkan Rp 51 juta dari 386 donatur. Donasi tersebut diserahkan kepada Disa, penderita Osteosarcoma (sejenis kanker tulang) berumur 12 tahun.
Melisa aktif di media sosial dan aplikasi messenger untuk mengajak rekan-rekan terdekat dan warganet agar ikut berdonasi.
Dalam cerita lain, Melisa pernah membantu Kakek Sujono (60), petugas kebersihan di kawasan Padasuka, Bandung. Saat itu, ia melihat sang kakek sedang mendorong sepedanya melintasi tanjakan. Dia melihat sepeda Kakek Sujono sudah tak layak pakai. Besinya berkarat dan remnya blong.
Dari momen itu, ia pun berniat untuk membantu sang kakek dengan mengajak netizen menggalang dana untuk sepeda baru Kakek Sujono. Ia berhasil mengumpulkan dana Rp 11 juta lebih dari tangan 125 donatur.
Perempuan berjilbab ini memang terlihat rajin memberikan bantuan. Tengok saja dalam Instagram pribadinya, @melisaprita, ada beberapa aksi penggalangan bantuan yang dia lakukan untuk membantu orang-orang yang dalam kesusahan. Bantuan terakhir yang dia update di Instagram adalah untuk Mak Epon.
"Kabar terbaru dari mak epon .... kondisinya sudah semakin membaik,dan perutnya juga sudah mengcil. Hari ini mak epon kembali lagi diperiksa di salah satu rs dibandung. Doakan semoga lancar untuk pengobatan mak epon," tulisnya pada 22 November.
"Terimakasih untuk para donatur dan masyarakat lainnya yg telah membantu ma epon secara materi atau pun doa. Terimakasih banyak semoga kalian diberikan rezeki lebih banyak olleh allah swt dan ma epon segera pulih kembali," tutupnya.
NEXT [Gambas:Video CNBC]
Franky Kurniawan mengalami pasang surut kehidupan. Dapurnya pun sempat tidak mengebul perusahaan lamanya gulung tikar. Dia pun beralih menjadi manager toko komputer pada 2017.
Kala itu, Franky memutuskan mengambil pekerjaan sambilan sebagai mitra GrabBike. Toh dia membutuhkan penghasilan tambahan untuk menyejahterakan anaknya.
Franky kemudian beralih ke GrabCar pada Maret 2018. Karena masih bekerja sebagai manager toko, Frangky hanya bisa mengantar pelanggan sebelum dan sesudah jam kerja.
Frangky bercerita, hanya mendapat 2-5 order dalam sehari dengan teman-teman sesama Grab di komunitas Gacor. Di situlah dia mendapat saran untuk berhenti dari pekerjaannya dan sepenuhnya nge-Grab karena penghasilannya bisa lebih besar dari gaji Frangky saat itu.
Keinginan Frangky untuk mengikuti saran itu sempat ditentang oleh sang istri. Bahkan, istri Frangky telah menawarkan mobil mereka untuk dijual karena tak mampu membayar cicilannya.
Frangky mencoba nge-Grab seharian penuh saat liburan Lebaran Juli 2018. Setelah beberapa hari mengantarkan penumpang, ia dapat membuktikan bahwa penghasilannya lebih dari cukup untuk kebutuhan keluarga. Frangky akhirnya mengundurkan diri dari perusahaannya berbekal restu sang istri.
Kini, Frangky mampu menyelesaikan setidaknya 17 trip dalam sehari. Penghasilannya yang mencapai tiga kali lipat dari gaji dia sebelumnya bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Termasuk membayar cicilan, mobil, rumah, serta memenuhi keperluan anak tunggalnya yang berusia dua tahun.
"Pengalaman seperti ini tentu tak hanya bisa dirasakan oleh Frangky. Grab terus memperbaiki sistem bagi hasil dan keuntungan bagi mitra pengemudi agar mereka bisa mendapat yang terbaik juga kepada para pelanggan Grab," tulis Grab dalam stories tersebut.
NEXT [Gambas:Video CNBC] Syahman Hudi dulu tak pernah berpikir akan mencari rezeki bersama Grab Bike. Pria ini dulu dikenal di lingkungannya sebagai Didie Opanx (Ojek Pangkalan). Pria asal Jember ini awalnya menentang keberadaan ojek online.
Namun, akhirnya dia memutuskan untuk bergabung dengan Grab pada 2006. Alasannya karena dia berpikir kemajuan teknologi tak bisa dibendung lagi. Didie pun merasakan peningkatan pemasukan bila dibandingkan bekerja sebagai Opang
"Alhamdulillah, hasil dari narik cukup untuk biaya sehari-hari dan beli susu buat anak saya," ujar Pak Didie, dalam Instagram Grab, Sabtu (29/12/2018).
Meski pendapatan meningkat, Didie mengaku perjalanan mengais rezeki tidak mulus. Dia pernah tertipu pesanan fiktif, membayar pesanan yang batal dipesan oleh pelanggan hingga dikejar anjing.
Didie pun tetap ikhlas karena sadar akan tanggung jawabnya terhadap keluarga. Bahkan ia percaya, setiap manusia sudah memiliki rezekinya masing-masing.
Dia pun kini juga bekerja sambilan sebagai satpam. Hal tersebut ia lakukan karena sang istri tengah mengandung anak kedua dan mereka perlu mempersiapkan banyak biaya.
Berangkat pagi hari dan pulang pun pagi hari, Didie juga selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan keluarga. Ia terbiasa mengajak anaknya bermain sebelum mulai menerima order pagi hari dan mengajak keluarganya berjalan-jalan ke taman kota atau pantai saat akhir pekan.
[Gambas:Video CNBC]