Kisah Sopir Online, Melahirkan di Mobil Hingga Filantropi

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
31 December 2018 13:10
Biayai Pengobatan Kanker Anak
Foto: Saami, Sopir Grab Car (Dok: CNN Indonesia)
Sebagai seorang Ibu Saami tak pernah terbayang akan mencari rezeki di aspal bersama Grab Car. Pandangan ini cukup umum karena sopir bukanlah pilihan pekerjaan utama bagi perempuan.

Namun, perempuan 37 tahun ini memang tidak punya banyak pilihan untuk mendapatkan penghasilan. Sedikit banyak penghasilan yang dia bawa pulang setiap hari sebagai sopir Grab Car, tetap menjadi andalan untuk biaya untuk hidup sehari-hari dan kedua anaknya.

Apalagi salah satu buah hatinya, mengidap penyakit yang cukup berat, kanker kelenjar getah bening. Tentu tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk mengobati sang anak.

Dikutip dari CNN Indonesia, hidup Saami cukup berat meskipun dia telah berusaha maksimal dan bekerja keras. Kerap dia bekerja tak kenal waktu hingga larut malam. Lelah pun menjadi langganan bagi tubuhnya, namun pekerjaan sopir Grab Car mengharuskan dia tetap ramah dan komunikatif.

Jika beruntung, dia bakal mendapatkan penumpang yang sopan dan baik hati. Namun kadang kala, keramahannya juga disalahartikan. Ada beberapa penumpang yang melontarkan ucapan tak sopan kepadanya.

"Kalau ada customer yang laki-laki kadang ada juga yang agak nakal," ujar Saami saat ditemui di acara Grab Carnaval di Gambir Expo, Jakarta Utara, Sabtu (22/12).

"Kadang-kadang customer itu ngobrol gitu kan. Tapi lama-lama ada juga yang kadang ngbrolnya jadi ngelantur. Suka goda-godain."

Pengemudi yang juga sekarang ini merupakan moderator Sahabat Grab Jakarta Barat 1, sering mendapati kesulitan sebagai pengemudi perempuan lantaran merasa terancam oleh kelakuan nakal beberapa penumpang laki-laki.

Dia mengungkapkan ada juga penumpang yang menggoda dan mengajaknya untuk bertemu. ia mengaku selalu menolak baik-baik dengan alasan bekerja.

Ketakutan
Saami juga mengaku merasa khawatir kalau ada penumpang laki-laki lebih dari satu orang yang datang di malam hari dan di daerah yang dirasanya rawan atau tidak aman.

Untuk mengakalinya, dia tak ragu untuk menolak order penumpang. "Saya cancel. Tapi kalau masih daerah ramai kadang saya bawa walaupun masih dag, dig, dug," ungkapnya.

Selain kesulitan menghadapi penumpang laki-laki, Saami juga punya ketakutan tersendiri ketika menghadapi masalah dengan kendaraannya. Ia tidak tahu cara memperbaiki kendaraan jika ditemui kendala di jalan, salah satunya mengganti ban.

"Satu yang saya enggak bisa ganti ban. Kalau ada apa-apa di jalan gitu. Itu kendalanya," kata dia. "Biasanya saya kirim informasi ke grup. Jadi ditolong kawan-kawan," ujar Saami.

NEXT
[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular