
Bos SpaceX: Anda Tidak Belajar Apapun dari Kesuksesan
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
04 August 2018 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Gwynne Shotwell menunjukkan kepiawaiannya sebagai president dan chief operating officer SpaceX, sebuah perusahaan didirikan pada 2002 oleh miliuner Elon Musk.
Sebagai salah satu karyawan awal perusahaan, Shotwell melihat SpaceX telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia, dengan valuasi senilai US$ 27,5 miliar per April.
Kendati ia berhasil membantu SpaceX menapaki kesuksesannya, menurut Shotwell semua itu tak lepas dari kegagalan-kegagalan yang jumlahnya sangat besar, yang pernah dialami perusahaan.
"Anda tidak belajar apa pun dari kesuksesan, tetapi Anda belajar banyak dari kegagalan Anda," kata Shotwell dalam sebuah wawancara seperti yang dilansir CNBC Make It.
Secara khusus, Shotwell mengingat pada tahap awal peluncuran roket pertama SpaceX, mesin tunggal Falcon 1. Falcon 1 akhirnya menjadi roket bahan bakar cair pertama yang dikembangkan secara mandiri. Falcon 1 pertama kali diluncurkan bulan September 2008.
Sebagai salah satu karyawan awal perusahaan, Shotwell melihat SpaceX telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia, dengan valuasi senilai US$ 27,5 miliar per April.
Secara khusus, Shotwell mengingat pada tahap awal peluncuran roket pertama SpaceX, mesin tunggal Falcon 1. Falcon 1 akhirnya menjadi roket bahan bakar cair pertama yang dikembangkan secara mandiri. Falcon 1 pertama kali diluncurkan bulan September 2008.
SpaceX awalnya harus berjuang melalui tiga upaya peluncuran yang selalu gagal lebih dari 2,5 tahun sebelum dapat merayakan pencapaiannya kala itu. SpaceX mencoba meluncurkan Falcon 1 ke orbit pada Maret 2006 untuk pertama kali.
"Kami berjuang agar roket itu mengorbit pada peluncuran pertama. Kegagalan itu sangat dramatis bagi kami. Tapi kami terus berusaha terys," kata dia.
Setelah kegagalan itu dia dan perusahaan mulai menganalisis apa yang salah dan ternyata roket tersebut memiliki kebocoran bahan bakar yang menyebabkan kebakaran dan SpaceX mencoba memperbaiki masalah dan melakukan peluncuran lain kira-kira setahun kemudian.
"Kami kembali untuk meluncurkan satu tahun kemudian, tetapi kami masih memiliki masalah. Dan kemudian butuh waktu hampir satu tahun lagi," kata Shotwell dalam wawancara tentang upaya gagal kedua pada tahun 2007.
SpaceX sempat dianggap sukses dan dapat pujian positif pada bulan Agustus 2008 dalam upaya ketiganya namun sayangnya, peluncuran itu juga gagal. Lalu, percobaan keempat dilakukan tepat sebulan kemudian.
Menurut Shotwell, kegagalan mengajarkan Anda lebih dari kesuksesan.
"Kami berjuang agar roket itu mengorbit pada peluncuran pertama. Kegagalan itu sangat dramatis bagi kami. Tapi kami terus berusaha terys," kata dia.
Setelah kegagalan itu dia dan perusahaan mulai menganalisis apa yang salah dan ternyata roket tersebut memiliki kebocoran bahan bakar yang menyebabkan kebakaran dan SpaceX mencoba memperbaiki masalah dan melakukan peluncuran lain kira-kira setahun kemudian.
"Kami kembali untuk meluncurkan satu tahun kemudian, tetapi kami masih memiliki masalah. Dan kemudian butuh waktu hampir satu tahun lagi," kata Shotwell dalam wawancara tentang upaya gagal kedua pada tahun 2007.
SpaceX sempat dianggap sukses dan dapat pujian positif pada bulan Agustus 2008 dalam upaya ketiganya namun sayangnya, peluncuran itu juga gagal. Lalu, percobaan keempat dilakukan tepat sebulan kemudian.
Menurut Shotwell, kegagalan mengajarkan Anda lebih dari kesuksesan.
Next Page
Loyalitas 16 tahun
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular