Pak Pos yang Berjuang Melawan Senja Kala

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
08 February 2019 11:42
Buka ruang dialog
Foto: Ratusan Serikat Pekerja Pos Indonesia melakukan aksi di depan Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Mereka menuntut Kementerian BUMN melakukan pergantian jajaran direksi PT Pos Indonesia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kembali lagi ke aspirasi para pekerja, manajemen buka ruang dialog?
Itu adalah opsi yang harus dipenuhi. Jadi nggak mungkin manajemen abaikan stakeholder. Ada tiga stakeholder, yaitu karyawan, pemegang saham dan customer, semua harus adil.

Terlepas caranya bagaimana dan berapa jumlahnya semua harus ditanggapi. Dialog harus yang sewajarnya dilakukan, tinggal soal timing saja. Nggak ada keraguan mengenai proses ini akan mengalami kebuntuan. Tidak ada tendensi ke arah sana. Prinsipnya respons interest customer maupun karyawan dan pemegang saham.

Tentu kami perhatikan. Karyawan tahunya dibayar tepat waktu, kalau telat sehari pasti teriak. Tapi yang mikir siapa, kami berpikir. Karyawan jam 8 masuk kantor, jam 5 pulang. Ini yang bedakan kita dengan swasta, terkait kultur produktivitas yang sangat tinggi. Bicara kewajiban dulu baru tanya hak.

Kalau dicek pendapatan terendah karyawan Pos, dengan usaha sejenis bisa dibandingkan. Pos itu motor diberi, mereka share, sebagian lagi company. Gaji UMR plus dan bukan plus kecil, ada standar yang pantas, punya hak pensiun.

Punya tunjangan cuti besar juga, itu barang mewah di mana mana. Enam tahun kerja dapat cuti tiga bulan. Di tempat lain mungkin ada tapi hanya pilih salah satu, cuti tiga bulan atau ambil uangnya. Pos dapat dua-duanya.

Simak video terkait demo Pak Pos di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular