Pak Pos yang Berjuang Melawan Senja Kala

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
08 February 2019 11:42
Transformasi bisnis
Foto: PT Pos Indonesia (PT Pos Indonesia)
Dengan kondisi itu, bagaimana peluang bisnis Pos Indonesia?
Ada beberapa upaya mengenai transformasi dan peran strategis Pos Indonesia. Butuh effort luar biasa tetapi setidaknya itu mampu membuat Pos Indonesia bertahan. Kami bisa memaksimalkan layanan logistik, optimalisasi aset properti, fokus government service, yang berikutnya jasa keuangan.

Optimalisasi properti bisa sampai dibuat develop, kemudian bisa difungsikan untuk multifungsi properti. Misalnya, lokasi ini (Kantor Pos Banteng) luas tanahnya 4 hektare. Kalau lokasi ini berdiri OJK tower, bagi lembaga keuangan berkantor di depan Kantor Menkeu, kalau bicara gengsi ini titik tandingan lembaga keuangan. Kalau di Sudirman tidak berhadapan dengan otoritas. Tanah ini sudah hampir Rp 2,5 triliun harganya. Kalau ada transaksi properti dioptimalkan, berapa potensinya? Sedang kita tahap penjajakan melakukan kolaborasi bagaimana proses ini smooth.

Jadi bukan menjual aset tapi bagaimana agar transaksinya legal, BUMN tetap memiliki asetnya, tetapi bisa kita optimalkan barangnya. Ini baru satu aset, di Bandung ada segede ini lagi. Termasuk yang pelosok-pelosok juga. Kalau pelosok misal di ujung-ujung jadi gudang Bulog, jadi logistik center. Transaksi aset yang sudah seperti di Bali adalah BOT yang dipakai untuk mall, itu mereka rental. Ke depan ini sangat luar biasa.

Sebelum transaksi aset, kita mesti rapikan sertifikat lahannya. Semua lahan ini rata-rata bersertifikat HGB (Hak Guna Bangunan). Ini kita konversi dulu menjadi HPL (Hak Pengelolaan Lahan) Pos Indonesia. Jadi, sekarang kita konversi prosesnya sehingga seluruh aset diamankan. Jadi, aset dimaksimalkan tanpa kehilangan ownershipnya. Harus diurus dengan BPN. Ini kalau bisa dioptimalkan, seperti bekas rumah dinas yang sudah tua, ada di lokasi bagus, sayang misalnya kalau direnovasi terlampau mahal, bisa kita komersialkan.



Akhir kuartal I targetnya Maret 2019 ini kita keluarkan katalog aset Pos Indonesia yang siap untuk dioptimalkan. Ini lengkap ada gambar, data, kondisi lahan, nanti ada pameran eksibisi. Ini salah satu target yang kita lakukan. Kita cari nilai yang potensial paling tinggi. Ada kurang lebih dalam list kita 28 lokasi aset yang kita seleksi untuk dikonversi ke HPL.  Ada di Jakarta, Medan, sebagian di Surabaya. Yang sizenya komersial dengan sizenya 6.000 meter persegi ke atas. Yang boleh pakai tergantung regulasi di masing-masing lokasi.

Yang berikutnya jasa keuangan, dari mulai kiriman wesel berubah menjadi RTGS (real time gross setlement). Pengiriman uang di pos seperti di perbankan. Bayarnya Rp 30 per transaksi. RTGS di bank untuk individu jam 12 sudah tutup, tapi kalau kantor pos 24 jam. Ada potensi di situ, jadi kiriman wesel dengan postel masih signifikan. Termasuk di luar negeri.

Lalu  kemudian di sini ada billing, pembayaran rekening-rekening, PLN dan sebagainya lewat pos. Leasing mobil bisa bayar lewat pos. Kerja sama dengan dealer langsung. Pos adalah perusahaan yang punya KSO terbanyak dengan perusahaan di Indonesia. Ada 200 lebih perusahaan yang jadi dealer Pos. PDAM di tiap kota kan beda-beda tuh. Jadi di Bandung, di mana-mana bayar PDAM pakai Pos.

Nah platform yang lebih canggih dari ini yang sedang kita bangun basisnya fintech. Kalau pakai fintech, seperti Pos Finance saja sudah. Layanan paripurna. Ini inovasi sedang kita bikin, kita siapkan. Pos sudah membeli core banking servernya. Jadi kemampuan ini akan setara dengan perbankan. Servis dan sistem yang solid. Kalau sudah pos financing, mau apa pun bisa ditaruh di atasnya. Mau taruh gadai, mau pinjaman, mau taruh apapun bisa. Jadi ujungnya uang.

Selanjutnya, PR kita yang ada di Pos Indonesia yang masih bisa mau diapakan yaitu eksisting sumber dayanya sudah ada, aset sudah ada. Nah diisi dengan government service tadi. Kalau tadi kiriman surat pemerintah kita ambil lagi, kan mereka tidak menjadi nganggur. Jadi, nanti dedicated melayani government service, yang komersial, invovasi tinggi, kecepatan tinggi, IT, semua sudah turun ke bawah.

Yang government service ini, yang tradisional service kita pertahankan. Masih besar potensinya. Ke pendapatan masih sangat signifikan. Kalau surat pemerintah, misal 5-6 kementerian saja, kita ambil semua dokumen mereka, berapa itu. BUMN juga. Logistiknya kirim-kirim BRI setahun sudah berapa triliun, PLN berapa triliun. Kita kolaborasi dokumen-dokumen mereka.

Pak Pos Berjuangan Melawan Senja KalaFoto: Pekerja melakukan penyortiran paket yang datang dari luar negeri di Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Meskipun sejumlah pekerja dari Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPIKB) menggelar aksi demo aktivitas pengiriman tetap berjalan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
(miq/miq)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular