
Vaksin Covid-19 Ini Diklaim Mampu Lawan Varian Omicron

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga dosis dari BioNTech-Pfizer disebut bisa menetralkan varian Omicron. Ini berasal dari uji laboratorium yang dilakukan produsen vaksin Covid-19 tersebut.
Sementara itu untuk pemberian dua dosis memang menurunkan antibodi penetralisir, namun masih bisa melindungi pasien Covid-19 dari penyakit parah.
"Garis pertahanan utama dengan dua dosis vaksin mungkin bisa dikompromikan dan tiga dosis vaksinasi diperlukan untuk memulihkan perlindungan," jelas Chief Medical Officer BioNTech, Ozlem Tuereci dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Kamis (9/12/2021).
Kedua perusahaan juga mengatakan kemungkinan vaksin upgrade yang menargetkan khusus ke varian Omicron pada Maret 2022 mendatang.
Pengumuman ini juga telah ditanggapi oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Dalam tweetnya, dia mengatakan hasil tersebut cukup menggembirakan.
"Data baru dari Pfizer soal keefektifan vaksin terhadap Omicron sangat menggembirakan," tulis Joe Biden. "Siapapun yang memenuhi syarat dan belum mendapat booster harus mendapatkannya hari ini".
CEO BioNTech, Ugur Sahin juga menyarankan negara-negara dunia bisa memperpendek jarak pemberian dosis ketiga dari dosis kedua. Dengan begitu bisa melawan varian baru tersebut.
Sebelumnya dosis ketiga diberikan setelah enam bulan. Namun dia mengatakan bisa diberikan tiga bulan setelah dosis kedua.
"Kami percaya ini adalah cara tepat khususnya jika Omicron sekarang menyebar lebih jauh, untuk memungkinkan perlindungan lebih baik di musim dingin," jelas Ugur Sahin.
BioNTech dan Pfizer menjadi manufaktur vaksin pertama yang mengumumkan kabar terbaru efikasi produknya terhadap Omicron.
Varian Omicron membuat banyak negara dunia bersiaga adanya kenaikan infeksi Covid-19. Kasus pertama teridentifikasi di Afrika Selatan, namun sekarang sudah ada di Jepang, Amerika Serikat (AS) hingga sejumlah negara Eropa.
Kemunculan varian baru ini menghadirkan pertanyaan lama, soal kegunaan vaksin yang ada untuk melawan Omicron. Namun profesor di Vanderbilt dan mantan direktur program imunisasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Dr. Walter Orenstein mengatakan telah menemukan data yang menunjukkan vaksin saat ini masih bisa digunakan untuk melawan varian tersebut.
"Kita mungkin tidak perlu mengganti vaksinnya. Kita mungkin bisa bertahan dengan vaksin saat ini, setidaknya untuk menekan penyakit parah," kata dia.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi Israel: Booster Vaksin Pfizer Ampuh Lawan Covid Omicron
