Warning Baru Soal Uang Kripto yang Liar

NPB, CNBC Indonesia
15 June 2021 16:15
FILE PHOTO: Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. Picture is taken February 13, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Regulator Pasar Saham Italia, Paolo Savona menyatakan kekhawatirannya soal cryptocurrency. Menurutnya jika mata uang kripto hadir tanpa regulasi menjadi perhatian dan bisa merusak cara pasar beroperasi.

"Tanpa pengawasan yang tepat bisa memperburuk transparan pasar, dasar legalitas dan pilihan rasional bagi operator (pasar)," ungkap ketua Consob itu (regulator pasar modal Italia), dikutip dari Reuters, Selasa (15/6/2021).

Dia menambahkan ada sekitar 4.000-5.000 cryptocurrency yang beredar tanpa regulasi nyata apapun.

"Jika kita menambahkan pengalaman Consob dalam menutup ratusan situs web yang mengumpulkan uang, ini merupakan gambaran yang mengkhawatirkan," kata dia.

Savona memperingatkan mata uang kripto bisa untuk kegiatan kriminal, seperti penggelapan pajak, pencucian uang, pendanaan terorisme dan penculikan.

Menurutnya Italia harus mengambil tindakan sendiri, jika Eropa terlalu lama untuk menemukan solusinya. "Jika terlalu lama untuk tingkat Eropa menghadirkan solusi, (Italia) harus mengambil tindakan sendiri," jelasnya.

Savona menjadi salah satu pemimpin lembaga institusional menuntut lebih banyak regulasi. Selain itu juga menyatakan mata uang kripto bisa memfasilitasi aktivitas ilegal seperti pencucian.

Serta mereka juga menyebutkan cryptocurrency bisa merusak kemampuan bank sentral dalam melakukan kebijakan moneter.

Otoritas di Eropa dan Amerika Serikat sama-sama bekerja untuk meregulasi aset digital dan penyedianya. Sebab para investor mencari aturan dasar baru atas hal tersebut.

Sementara itu sejumlah negara termasuk China, Inggris dan Rusia mempertimbangkan merilis mata uang digital dari bank sentral-nya sendiri.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengguna Bingung Aturan Baru WhatsApp, Italia Turun Tangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular