Berapa Banyak Bank Digital yang Dibutuhkan RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank tanah air terus bertransformasi menjadi bank digital. Hal ini dilakukan menyikapi perubahan perilaku konsumen dari sebelumnya tradisional ke arah digitalisasi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan saat ini banyak nasabah yang lebih nyaman bertransaksi digital ketimbang ke kantor cabang.
"Mau tidak mau bank harus siap, kebutuhan para nasabah sudah seperti itu, kalau tidak siap akan ditinggal nasabah," kata Heru, dalam VIP Forum "Membongkar Ekspansi Bank Digital dan Neo Bank di Indonesia" di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Lalu, sebetulnya berapa banyak bank digital yang dibutuhkan di Indonesia? Menurut perhitungan OJK, saat ini sudah banyak bank-bank konvensional yang bertransformasi menjadi bank digital.
"Kita punya 107 bank umum termasuk bank syariah, 1.600 BPR. Dari 107 bank tersebut, bank besar sudah mentransformasi dirinya untuk bisa melayani digital, beberapa bank kelas menengah dan kecil sudah juga meminta ijin melayani bank digital," kata Heru.
Menyebut beberapa nama, saat ini terdapat beberapa pemain bank digital di Indonesia misalnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO), Bank Digital BCA, Digibank yang dimiliki DBS Indonesia, Jenius dari BTPN. Belakangan, BRI Agro dan MNC Bank turut meramaikan persaingan bank digital dengan mengajukan diri ke OJK.
"Saya kira, dengan namanya usaha seperti itu, dengan kemampuan mereka, menyadari harus move on, saya gembira, ini akan membuat bank kita lebih efisien," ujarnya.
OJK juga menilai, apabila bank-bank besar tanah air melakukan transformasi ke layanan digital, akan cukup memenuhi kebutuhan seluruh nasabah di Indonesia.
"Kalau bank bank besar bertransformasi, sudah cukup banget jumlah penduduk kita 280 juta, jumlah bank kita sudah cukup banyak melayani masyarakat," tandasnya.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digital Banking, Ada Ancaman di Balik Solusi Inklusi Keuangan