Vivo & Oppo Berebut Jadi Raja Ponsel RI, Samsung Terpuruk

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
16 March 2021 17:03
Warga membeli kartu perdana di ITC ROXY MAS, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Aturan pajak penyelenggara jasa telekomunikasi mulai di berlakukan namun aturan itu tidak terdampak pada pembelian pulsa, kartu perdana atau token listrik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) 
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, ketentuan pajak pulsa yang mulai berlaku (1/2/2021) bertujuan menyederhanakan pengenaan PPN dan PPH atas pulsa atau kartu perdana, token listrik dan voucer serta untuk memberikan kepstian hukum.   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Penjualan Gawai CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vivo kuasai pasar smartphone Indonesia pada kuartal IV 2020 lalu. Hasil ini merupakan riset dari International Data Corporation atau IDC Indonesia yang juga menyebutkan ada peningkatan pada pasar smartphone Indonesia di saat yang sama.

Dengan perolehan 23,3%, dikatakan IDC, Vivo mempertahankan posisisnya dengan mengandalkan jaringan luas unorganized retail channel yang beroperasi saat lockdown. Perusahaan juga berfokus pada segmen low-end di seri Y yakni US$100 hingga kurang dari US$200 (Rp1,4 jutaan-Rp2,8 jutaan), dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (16/2/2021).

Sementara itu di bawah Vivo, ada Oppo dengan 23,2%. Menurut IDC perusahaan secara cepat menyelesaikan persoalan inventaris yang dihadapi awal tahun. Terutama juga saat pasar ritel dibuka setelah lockdown, Oppo juga mempertahankan kekuatannya di segmen menengah pada harga diantara US$200 dan kurang dari US$400 (Rp5,7 jutaan).

Xiaomi berada di urutan ketiga dengan 15,3%, yang disebutkan diuntungkan dengan peraturan IMEI yang berlaku beberapa waktu lalu. Seri Redmi Note 9 Pro dan pengenalan merk Poco juga mendorong perluasan pasar Xiaomi di kelas menengah.

SmartphoneFoto: Pangsa pasar smartphone di Indonesia berdasarkan pengiriman atau shipment (Doc. IDC Indonesia)

Sedangkan Realme memiliki 14% harus menghadapi masalah pasokan di paruh pertama tahun lalu. Perusahaan juga mengandalkan produk di kelas low-end serta pemasaran secara digital yang agresif.

Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung berada di bawah Realme dengan 13,5%. Perusahaan memperkuat posisisnya untuk segmen Ultra low end atau yang dibawah harga US$100 serta low end.

Seri A Samsung disebutkan IDC juga menyumbang dua pertiga dari pengiriman perusahaan tahun lalu. Samsung juga dilaporkan mengalami kesulitan bersaing untuk kelas mid-range.

Sementara itu pasar smartphone Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal IV 2020 atau saat pandemi Covid-19 menyerang ke tanah air. Namun kenaikan tersebut hanya berkisar 1%.

Laporan Quarterly Mobile Phone Tracker International Data Corporation (IDC), pengiriman smartphone di Indonesia Capai 11,7 juta unit pada kuartal IV 2020 lalu. Pada penutupan tahun total seluruhnya 36,8 juta dan pertumbuhan tahun 1%.

Market Analyst IDC Indonesia, Risky Febrian mengungkapkan kebutuhan smartphone meningkat karena untuk mendukung aktivitas work from home, home based learning, layanan streaming hiburan hingga berkomunikasi virtual.

Selain itu juga keputusan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan IMEI dinilai Risky juga positif, sebab mengurangi keberadaan smartphone ilegal di pasaran.

"Faktor ini diperkirakan memiliki peran besar untuk pemulihan pasar smartphone lebih lanjut di tahun 2021 dan seterusnya, di mana kami memperkirakan akan tumbuh sekitar 20% pada tahun 2021," kata Risky.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sulitnya Samsung Gusur Vivo & Oppo, Kuasai Pasar Ponsel RI


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading