Bos Google Tiba-tiba Telepon PM Australia, Batal Hengkang?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 February 2021 16:24
Google CEO Sundar Pichai (Reuters/Beck Diefenbach)
Foto: Google CEO Sundar Pichai (Reuters/Beck Diefenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Google sempat mengancam ingin keluar dari pasar Australia bila Undang-Undang baru yang paksa raksasa teknologi ini membayar konten dari media massa yang tampil di mesin pencarinya.

Kini CEO Google Sundai Pichai memutuskan untuk berbicara dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Pertemuan tersebut digambarkan sebagai 'pertemuan konstruksif'.

"Saya pikir itu adalah pertemuan yang konstruktif," ujar Scott Morrison seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (5/2/2021). "Saya telah memberikan sinyal yang memberikan dorongan untuk terlibat dalam proses dan menyimpulkan peraturan yang kami ingin terapkan."

Scottt Morrison menambahkan dalam pertemuan itu Google mengangkat aspek spesifik soal code untuk menerapkan aturan itu dan kemampuan perusahaan untuk terus menyediakan layanan di Australia.

"Pada akhir mereka memahami aturan Australia dan bagaimana hal-hal ini beroperasi," terangnya.

Undang-Undang baru Australia lahir karena melihat adanya ketimpangan bisnis media. Pasalnya, Google tidak menyediakan konten di mesin pencari, media berita yang kebanyakan menyediakan konten.

Namun perusahaan beriklan besar di Google, ada pun media mendapatkan porsi yang kecil. Menurut Australia harusnya porsi yang dibayarkan lebih besar ketimbang sekarang ini.

Menurut firma analis web, StatCounter, Google memiliki pangsa pasar mesin pencari 94,5% dan menguasai 50% lebih pasar iklan digital Australia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tolak Australia, Google Malah Sepakat Bayar Media di Prancis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular