Terungkap! Cara Facebook Cs Kumpulkan Data Pengguna Diam-diam

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
02 February 2021 11:20
Facebook
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple baru saja merilis sebuah dokumen berjudul A Day in the Life of Your Data. Laporan itu membongkar cara sejumlah platform seperti Facebook, Google dan kawan-kawannya saat mengumpulkan data penggunanya.

Dokumen itu mencatat jika aplikasi mobile memiliki enam pelacak dari pihak ketiga, tujuannya untuk mengumpulkan dan melacak pengguna serta mengumpulkan informasi pribadi pengguna, dikutip Wccftech, Selasa (2/2/2021).

Pengumpulan ini dilakukan dari berbagai jenis data dan sumber. Data-data itu lalu disatukan, dibagikan, dikumpulkan serta dimonetisasi hingga nilai industri ini bisa mencapai US$227 miliar atau Rp 3.178 triliun pertahunnya.

Parahnya lagi para pengguna tak sadar jika data mereka sedang dikumpulkan oleh aplikasi di sekitar mereka. "Ini terjadi setiap hari, seiring kegiatan orang sehari-harinya. seringnya tanpa diketahui atau izin mereka," tulis Apple dalam dokumen tersebut.

Apple menuliskan contoh kasus pengumpulan data dalam kehidupan John dan anaknya Emma yang hanya ingin pergi ke taman. Pada awalnya, John melihat cuaca, membaca berita dan mengecek peta di aplikasi pada smartphone-nya sebelum melakukan aktivitasnya.

Apple menuliskan, selama perjalanan keduanya ada empat aplikasi dalam ponsel John yang mengumpulkan dan melacak data lokasi secara periodik. Lalu setelah data diekstrak, pengembang aplikasi menjualnya untuk broker pihak ketiga yang dikatakan belum pernah didengar John.

Menurut Apple, walaupun data diklaim anonim namun pelacakan mencocokkan riwayat lokasi John dari aplikasi dengan informasi yang dikumpulkan saat dia menggunakan ponselnya.

"Ini artinya informasi dilacak dari aplikasi yang berbeda dan sumber yang berbeda, perusahaan atau lembaga membeli datanya dan bisa digunakan untuk membuat profil komprehensif mengenai dia termasuk pergerakan sehari-harinya," ujar pihak Apple.

Contoh lain adalah saat anaknya, Emma memainkan game menggunakan tablet dalam perjalanannya. Dia melihat iklan mengenai skuter di dalamnya.

Menurut Apple tidak ada yang salah dengan iklan itu, karena ada ruang iklan pada tablet tersebut untuk menyasar pengguna seperti John yakni yang tinggal di kota yang sama dengan kelompok pendapatan dan anak kecil.

Apple mengatakan jika iklan itu akan mengikuti mereka selama berhari-hari. Tidak hanya di tablet namun iklan muncul di berbagai aplikasi serta situs Web untuk komputer dan ponselnya.

Pelacakan terus berlanjut saat keduanya mengambil foto melalui aplikasi dan menggunakan filter yang menurut Apple bisa mengakses seluruh foto pada perangkat dan menyisipkan metadata. Lalu saat membeli ice cream menggunakan kartu kredit, akan ada lebih banyak informasi seperti lokasi toko dan berapa banyak uang yang dihabiskan.

Apple menyatakan pada akhirnya, sejumlah perusahaan yang sama sekali belum pernah berinteraksi dengan John telah memperbarui profil dia dan anaknya. Perusahaan tersebut mengetahui dari lokasi rumah, taman yang dikunjungi, berita yang dibaca, pencarian produk, iklan, kebiasaan berbelanja hingga toko yang didatangi.

"John tak tahu berapa banyak data yang dikumpulkan seharian itu, tidak selalu memiliki kontrol atas hal tersebut dan tidak sengaja memberikan izin," ungkap Apple.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Panas! Facebook Tuding Apple Anti Persaingan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular