
Google Ancam Mau Cabut, Australia Beralih ke Microsoft Bing?

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft melakukan pendekatan untuk menyakinkan pemerintah Australia bahwa mesin pencarinya (search engine) bernama Bing akan mampu mengganti Google.
Langkah diplomasi yang dilakukan Microsoft ini dibeberkan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Bahkan CEO Microsoft Satya Nadella sudah berbicara langsung Scott Marrison.
"Saya dapat memberi tahu Anda, Microsoft cukup percaya diri, ketika saya berbicara dengan Satya Nadella," ujar Scott Morrison seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/2/2021). Sayang ia tak mengungkap detil percakapan tersebut.
Seorang juru bicara Microsoft mengkonfirmasi diskusi itu terjadi tetapi menolak berkomentar, karena perusahaan tidak terlibat langsung dalam undang-undang tersebut.
"Kami menyadari pentingnya sektor media yang dinamis dan jurnalisme kepentingan publik dalam demokrasi dan kami menyadari tantangan yang dihadapi sektor media selama bertahun-tahun melalui perubahan model bisnis dan preferensi konsumen," kata juru bicara tersebut.
Australia telah memperkenalkan Undang-Undang (UU) baru yang akan memaksa raksasa internet seperti Google Inc dan media sosial terkemuka seperti Facebook Inc membayar konten kepada media massa atau pembuat konten.
Australia beranggapan selama ini terjadi tindakan yang tidak ada di mana perusahaan seperti Google dan Facebook tidak pernah membuat konten tetapi mendapatkan pendapatan iklan digital paling besar dari pembuat iklan.
Bagi Google skema ini tidak bisa dijalankan dan akan merubah bisnis yang selama ini mereka jalankan. Google pun mengancam akan meninggalkan pasar Australia. Di negeri Kanguru ini Google menguasai 50% lebih pasar iklan digital.
Terkait aturan itu, "Kami hanya ingin aturan di dunia digital sama dengan yang ada di dunia nyata, di dunia fisik," tambah Morrison.
(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Google Ancam Australia Mau Setop Operasi Search Engine