Top! Belanda Kembang Alat Tes Covid-19 Mirip GeNose, Tiru RI?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 February 2021 11:03
Penampakan virus corona yang diisolasi (Foto: NMDC)
Foto: Penampakan virus corona yang diisolasi (Foto: NMDC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belanda akan memperkenalkan tes cepat Covid-19 melalui hembusan nafas ke seluruh negeri, guna mempercepat deteksi virus Corona baru.

Nama alat tersebut adalah SpiroNose. Cara pakainya pengguna harus menghirupnya untuk menunjukkan kemungkinan infeksi virus corona. Hasilnya diketahui dalam satu menit dan sudah diujicobakan di salah satu fasilitas di Amesterdam.

Pakar penyakit menular dari layanan kesehatan Amesterdam Mariken van der Lubben mengatakan setelah berbulan-bulan uji coba, otoritas kesehatan Belanda menemukan SpiroNose dapat diandalkan untuk deteksi hasil tes negatif.

"Jika Anda diuji secara negatif, maka itu adalah hasil yang sangat andal dan Anda bisa pergi," kata MarikenVan der Lubben, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari Reuters, Kamis (4/2/2021).

Seseorang yang dinyatakan positif oleh SpiroNose harus melakukan test polymerase chain reaction (PCR) reguler untuk memastikan apakah infeksi yang terdeteksi disebabkan oleh virus corona Covid-19.

Layanan kesehatan Belanda telah memesan sekitar 1.800 mesin SpiroNose dan berencana memperkenalkannya di fasilitas pengujian di seluruh negeri dalam beberapa bulan mendatang.

"Ini adalah teknologi yang menjanjikan, terutama karena kecepatannya, Anda bisa mendapatkan hasil dalam satu menit," kata ahli virologi Belgia, Marc Van Ranst.

"SpiroNose merupakan game changer, jika Anda dapat membuat diagnosis cepat atau menyingkirkan infeksi dalam satu menit," Namun dia menambahkan "Kami belum memiliki hasil yang cukup untuk dengan tegas mengatakan ini adalah masa depan, inilah cara untuk mendeteksi dengan benar."

Marc Van Ranst mengatakan periode tes yang panjang yang membandingkan tes nafas dengan tes PCR akan diperlukan untuk melihat apakah tes tersebut juga dapat membuat perbedaan pada berbagai jenis virus.

Perusahaan teknologi kesehatan Belanda Breathomix, yang awalnya mengembangkan mesin untuk mendeteksi asma dan kanker paru-paru, mengatakan telah mengumpulkan cukup data untuk secara andal menemukan kemungkinan infeksi virus corona.

"Dalam beberapa bulan terakhir kami telah mengukur ribuan pasien corona dan orang yang tidak terinfeksi corona, jadi kami tahu bagaimana profil nafas rata-rata orang terinfeksi corona dan orang-orang tanpa corona," kata eksekutif Breathomix Rianne de Vries.



Indonesia sendiri sudah punya akan deteksi Covid-19 melalui hembusan nafas yang digantuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama GeNose yang dikembangkan Universitas Gajah Mada (UGM).

Alat ini akan dipakai stasiun kereta api Pasar Senen dan Stasiun Tugu Yogyakarta untuk perjalanan jarak jauh mulai 5 Februari 2021.

Peneliti GeNose Dian K. Nurputra menjelaskan prosesnya penggunaan GeNose ini mudah. Seseorang hanya menghembuskan napas ke kantung sekali pakai untuk kemudian dianalisis oleh alat. Tapi yang menjadi imbauan penumpang harus puasa atau tidak merokok, makan & minum setengah - satu jam sebelum keberangkatan.

"Rata-rata prosesnya hanya 3 menit, kita juga sterilisasinya sepertimouth piecekita masukan ke HEPA filter untuk menyaring agar bisa tersaring bakteri dan dan tidak saling mengkontaminasi. HEPA itu bisa dipakai 100-150 kali pemakaian, kalau ada yang positif langsung diganti," katanya beberapa waktu lalu.

Dian menjelaskan GeNose merupakan alatscreeningyang bisa dengan cepat menemukan penumpang yang terduga positif, bukan sebagai alat diagnostic seperti PCR. Dalam proses penerapannya nanti untuk penumpang yang terduga Covid-19 akan melakukan tindakan lanjutan untuk mengkonfirmasi melalui tes PCR.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular