
Gojek-Tokopedia Diisukan Merger, Kini 'Musim Kawin' Startup?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dua bulan terakhir publik dikejutkan dengan isu mega merger. Sebelumnya Grab dan Gojek diisukan merger, kini Gojek dengan Tokopedia. Apakah kini musim 'kawin' startup atau perusahaan rintisan.
CEO Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro mengatakan aktivitas itu sah dilakukan dan proses yang natural. Selain merger, Pilihan lain adalah akuisisi. Alternatif ini dilakukan bagi perusahaan dengan dana yang banyak.
"Itu sah-sah saja untuk dilakukan semakin lama menurut saya pasar Indonesia, ekosistem Indonesia, sudah semakin mature sehingga proses merger kalau kita lihat ke negara lain memang proses natural, evolusi sebuah ekosistem bermunculan banyak terus kemudian ada yang mati, IPO, sukses jadi unicorn dan decacorn. Menurut saya itu natural dan sehat untuk ekosistem," kata Eddi dalam wawancara kepada CNBC Indonesia TV, Rabu (5/1/2021).
Tapi dia tak menutup mata jika selama pandemi memang ada juga startup yang tutup. Ini karena pendanaan atau bisnis model perusahaan tidak cocok saat Covid-19 melanda negeri.
Sementara itu, Eddi menyebutkan jika merger antara startup besar kemungkinan akan terjadi di masa depan. Penyebabnya adalah perusahaan dengan titel unicorn punya keinginan jadi Super app, memiliki banyak layanan dalam satu platform bukan hanya satu saja.
"Konsep unicorn tidak bisa tinggal diam dan puas hanya satu produk satu layanan tapi harus jadi Super app. Harus diversifikasi di saat ekonomi naik turun, perlu sejumlah produk agar terus bertahan dan tumbuh," ungkapnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya 'Mimpi Startup jadi Super App' >>>
