China Disarankan Batasi Kerja Sama Fintech & Bank, Kenapa?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 December 2020 16:00
Great Wall, China
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan menteri keuangan China Lou Jiwei menyarankan China untuk membatasi jumlah bank yang dapat menjadi mitra satu fintech. Tujuannya, agar platform digital tak terlalu mendominasi pasar.

Berbicara dalam sebuah forum wealth management, Sabtu (19/12/2020), Lou Jiwei mengingatkan fintech dengan pangsa pasar yang besar bisa menyebabkan ledakan kredit macet.

"Kita dapat membatasi jumlah bank yang dapat berkerja sama dengan satu fintech atau platform mana pun, sehingga banyak platform bisa menjalankan bisnis serupa di bawah kondisi yang sama," jelas Lou Jiwei seperti dilaporkan Securities Times, dan dilansir dari Reuters, Senin (21/12/2020).

Lou Jiwei juga mengingatkan regulator keuangan agar tidak membiarkan platform digital tumbuh besar mencapai titik "pemenang mengambil semua" (winner takes all) dan "terlalu besar untuk gagal" (to big to fail).

China sendiri telah berjanji untuk memperketat pengawasan terhadap perusahaan digital seperti Alibaba Group dan Tencent Holdings. Perusahaan ini telah mengumpulkan banyak data pengguna untuk menyelenggarakan layanan mereka.

Alibaba dan Tencent merupakan perusahaan teknologi besar dengan valuasi sudah menyentuh ratusan miliar dolar. Kedua bahkan masuk jajaran perusahaan paling bernilai d idunia mengalahkan perusahaan konvensional seperti Citibank atau Walmart yang punya aset riil.

Bulan lalu regulator China memperingatkan raksasa teknologi Tiongkok akan adanya peningkatan pengawasan demi mencegah dampak negatif jika perusahaan bermasalah pada sektor keuangan.Seorang pejabat China menyarankan adanya agar pemerintah pusat mempertimbangkan pengenaan pajak digital bagi perusahaan teknologi yang menyimpan dana pengguna dalam jumlah besar.


(roy/sef) Next Article China Kian Galak, Larang Bank Tawarkan Simpanan Via Fintech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular