Alasan China Bikin UU Anti Monopoli ke Ant Group & Tencent Cs

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
15 November 2020 11:00
China
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia- Gencarnya inovasi di sektor keuangan di China harus dibarengi dengan pengaturan kompetisi sehat agar tidak menciptakan oligopoli, atau menghalangi pemain lain masuk. Hal ini menjadi tanggung jawab regulator China, untuk memastikan oligopoli tidak terjadi.

Hal ini diungkapkanĀ  olehKepala Bidang Risiko di Komisi Pengaturan Perbankan dan Asuransi China (CBRIC) Xiao Yuanqi. Penyusunan aturan ini diduga akan menyasar fintech Ant Group (pemilik Alipay) dan TencentĀ (pemilik WeChat Pay), yang cukup dominan di sistem pembayaran digital China.

Xiao Yuanqi mengatakan inovasi yang dilakukan tidak boleh merusak persaingan yang sehat atau membiarkan pelopor inovasi malah menjadi penghalang inovasi lainnya.

Dilansir dari reuters, Xiao menekankan pentingnya peran regulasi keuangan dalam menjaga situasi persaingan pasar yang adil, dan mengurangi bahaya moral "to big to fail" dan menjaga stabilitas keuangan.

"Sejarah memberi tahu kita bahwa sebelum setiap krisis keuangan besar ... pasar sangat bergairah secara tidak rasional. Regulasi dimaksudkan untuk mengembalikan kegembiraan ini ke rasionalitas, dan dengan tegas tidak mendukung terus mendorong kegembiraan ke arah yang disebut inovasi gila," kata Xiao dikutip dari Reuters, Minggi (15/11/2020).

Komentar Xiao menyusul gagalnya penawaran umum perdana Ant Group senilai US$ 37 miliar tak lama setelah miliarder raksasa fintech pendiri Jack Ma melancarkan serangan publik terhadap regulator keuangan China. Ma mengatakan sistem regulasi China menghambat inovasi dan perlu direformasi untuk mendorong pertumbuhan.

Sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan minggu ini bahwa Presiden China Xi Jinping secara pribadi memutuskan untuk menghentikan IPO. Dia memerintahkan regulator China untuk menyelidiki dan secara efektif menutup flotasi pasar saham.

Xiao tidak langsung menanggapi ketika ditanya tentang pandangannya tentang serangkaian default perusahaan milik negara yang menyebabkan aksi jual tajam di pasar obligasi korporasi China minggu ini.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Induk TikTok Garap Pembayaran Digital, Lawan Alipay & WeChat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular