Kasus penipuan online via transfer bank telah terjadi lebih dari 1 dekade. Namun, dengan berbagai modus yang ada, penipuan online masih marak terjadi hingga saat ini.
Salah satu alat kejahatan dalam penipuan online adalah rekening bank. Namun, tentu bukan rekening asli atas nama penjahat, melainkan nama orang lain yang didapatkan secara illegal. Akun semacam ini tentu saja tidak dibenarkan dan melanggar ketentuan.
CNBC Indonesia secara mudah menemukan bahwa penjualan rekening bank telah dilakukan dengan berbagai cara, temasuk e-commerce dengan berbagai variasi harga.
Berdasarkan penelusuran di Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, ada beberapa toko/merchant yang secara terang-terangan menjual rekening berbagai bank seperti BRI, BNI, BCA, Jenius, dan CIMB Niaga dengan variasi harga Rp 50.000-1.000.000.
Salah satu akun penjual rekening yang ditemukan di Shopee yakni "Fintstore", berdasarkan deskripsinya berada di Pekanbaru. Dari 11 produk yang dijual, semuanya merupakan produk rekening bank ataupun dompet digital.
CNBC Indonesia pun mencoba mengontak pemilik toko melalui fitur chat Shopee dan mencoba bertanya tentang akun bank yang dijual dengan harga Rp 600.000 per rekening.
Penjual mengatakan bahwa rekening ini merupakan rekening second dan atas nama laki-laki yang dipilih secara acak. Dia memastikan rekening ini aman, dan tidak akan dicari oleh pemilik rekening ini sebelumnya. Klaim sepihak yang tentu saja menyesatkan.
Yang dijual pun hanya rekening semata. Pembeli tidak perlu menyerahkan copy KTP karena berupa rekening second, serta tidak ada kartu ATM. "Akun doang tanpa kartu ATM," katanya.
Barang dagangan semacam ini memang patut dicurigai. Pasalnya, nasabah cukup pergi ke kantor bank, lalu membuka rekening tanpa biaya apapun, alias gratis. Konsumen yang membeli rekening atas nama orang lain, pasti punya motif tertentu.
 Foto: fintstore, jualbeli buku tabungan |
Penjual mengaku memiliki banyak rekening, bila pembeli tertarik lebih dari satu akun. Untuk meyakinkan pembeli bahwa nomor rekening bank tersebut benar-benar ada, dia mengirimkan gambar profile akun bank atas nama Eko Yulirohmanto dengan keterangan nomor akunnya.
Untuk lebih meyakinkan, pihak penjual menawarkan transaksi melalui platform Shopee, tidak harus bertransaksi di luar platform.
Penjualan rekening bank ini rupanya bukan hanya ada di Shopee. Mereka juga beroperasi di Bukalapak. Salah satunya pelapak bernama Raisa Safitri dengan keterangan lokasi di Sumedang Jawa Barat.
Pelapak ini menjual kartu ATM dengan buku tabungannya seharga Rp 1 juta, dan rekening bank batangan seharga Rp 500.000. Ketika dihubungi lewat fitur chat, respon penjual sangat lambat.
Pada akhirnya penjual merespon, namun tidak menjawab apakah rekening ini baru atau bekas. Seperti penjual sebelumnya, penjualan rekening ini tidak bisa memilih nama dan akan diberikan secara acak, serta bisa membeli lebih dari satu.
"Atas namanya random, gak bisa milih dan ready," katanya.
CNBC Indonesia pun mencoba menelusuri praktek illegal ini di Tokopedia. Setali tiga uang, dengan kata kunci pencarian seperti "rekening bank" "rekening BCA" "jual rekening" munculkan pedagang rekening bank.
Ada beberapa pelapak yang menjual akun rekening bank di sana. Salah satunya adalah pelapak "Pinkyouthstore" yang menampilkan foto deretan ATM beserta nomor kontak yang bisa dihubungi melalui whatsapp. Saat dihubungi, pelapak yang satu ini merespon dengan cepat, dan menjelaskan informasi terkait dengan pembelian akun rekening bank tersebut.
Pelapak lantas membalas dengan pesan berisi sebutkan nama, alamat, pesanan dan jumlah, saat ditanya apakah benar menjual rekening bank. Pelapak juga mengaku memiliki banyak stok akun rekening bank yang bisa dijual.
"Harganya Rp 500 ribu untuk buku tabungan dan ATM, sedangkan Rp 700 ribu untuk buku tabungan, ATM, identitas, M-Banking dan internet banking," begitu balasan pesannya saat ditanya apakah menjual akun Bank BCA dan CIMB Niaga.
Harga memang terbilang mahal, dibanding melakukan pembukaan secara mandiri langsung ke kantor cabang bank yang memang gratis. Namun ada diskon alias potongan harga jika membeli dalam jumlah banyak.
"Aku diskon Rp 100 ribu per barang kalau beli banyak," ujarnya bernegosiasi.
Pelapak mengaku, akun rekening bank yang dijual masih fresh alias baru, bukan akun rekening bank bekas orang lain. Bahkan, pembeli bisa memilih nama, perempuan atau laki-laki.
Karena akun rekening bank yang dijual disebutnya masih baru, pelapak memastikan akun rekening tersebut aman, dan tak akan dipermasalahkan oleh siapapun. Klaim pedagang yang tentu saja menyesatkan.
"Fresh baru semua, kita rutin bikin karena setiap hari banyak yang pesan," ujarnya menjelaskan lantas mengirimkan potongan gambar, deretan percakapan dari beberapa pembeli yang butuh jasanya.
Selain akun rekening yang dijualnya memang baru, dia juga menyebut jika akun-akun tersebut aktif dan bisa langsung digunakan. Dengan cekatan, pelapak tersebut lantas menghitung berapa total pembelian untuk 15 nomor rekening dengan nama laki-laki dan perempuan.
"Semuanya Rp 13 juta. Pelunasan bisa transfer," tulis pesan tersebut, lengkap dengan tata cara pembayaran serta catatan bagi pembeli agar melunasi pembayaran pada hari yang sama. Apabila melakukan pembatalan maka transaksi otomatis akan batal.
Terkait pengiriman ATM, buku tabungan, pelapak menyebut aman jika menggunakan kurir JNE dan JNT yang biasa digunakan untuk berbelanja online. Bahkan dia menawarkan bisa menggunakan layanan GrabExpress hingga Gosend, dan akan tiba pada hari yang sama.
Untuk meyakinkan pembeli, pelapak bahkan memberikan daftar nama yang bisa dipilih. Setidaknya ada lebih dari 50 nama yang diberikan mulai dari Ariyanti, Marfuah, Sapto Hadi hingga Irgandis Noventa. Sayangnya, pelapak engga memberikan nomor rekening akun bank-bank tersebut.
 Foto: Daftar nama rekening bank yang ditawarkan oleh penjual Pinkyouthstore |
Dia berdalih, pernah ada pembeli yang berpura-berpura, padahal nyatanya adalah petugas bank. Seolah waspada, penjual tersebut lantas tak bersedia memberikan contoh nomor rekening yang tersedia.
Beberapa hari kemudian, pelapak "Pinkyouthstore" nampak mendapatkan peringatan dari Tokopedia. Terbukti ada pemberitahuan untuk tidak melakukan transaksi apapun.
"Toko Sedang Dalam Pengawasan. Demi keamanan, harap tidak bertransaksi dengan toko ini melalui media apapun," begitu yang tertulis.
Sayangnya, pelapak yang satu ini tak tinggal diam. Sebab, dia kembali menjual akun rekening bank dengan membuka toko lain, meskipun saat ini akun pelapak tersebut sudah tidak ada lagi pada halaman Tokopedia.
Baik Tokopedia, Shopee dan Bukalapak berdalih bahwa penjualan rekening bank termasuk hal yang dilarang. Namun, ternyata praktek ini masih terus terjadi meski berkali-kali sang pedagang telah di-banned
"Walau Tokopedia bersifat UGC, dimana setiap penjual bisa mengunggah produk secara mandiri, kami tidak pernah mendukung praktik tidak bertanggung jawab seperti ini,"Â External Communications Senior Lead, Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya kepada CNBC Indonesia Senin (22/6/2020).
Secara terpisah, ketiganya pun menyatakan memiliki tim yang memonitoring jenis barang yang dijual.
"Kami juga memiliki tim yang bertugas untuk memonitor jenis barang yang dijual untuk memastikan semua pelapak memenuhi aturan dan bertindak tegas untuk setiap pelanggaran, termasuk penjualan rekening bank seperti itu," kata Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (22/06/2020).
Kompak, ketiga platform e-commerce ini menyatakan akan menindaklanjuti semua aduan terhadap barang illegal yang dijual di platform ini. Hasilnya, pedagang diberikan sanksi dan produk illegal tersebut diturunkan.
"Kami sangat menyayangkan dengan adanya kasus ini, oleh karenanya kembali kami tekankan pentingnya literasi digital bagi semua pengguna Shopee untuk menghindari kerugian yang mungkin disebabkan," ujar Aditya Maulana Public Relations Lead Shopee Indonesia.
Menurutnya, para pembeli dapat berkontribusi untuk melaporkan penjual barang illegal seperti rekening bank melalui aplikasi ini.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum berbicara banyak mengenai preseden jual beli rekening bank di e-commerce.
"Ini GPN kan sistem pembayaran, kewenangan BI (Bank Indonesia) dan Satgas Waspada Investasi," kata Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Jarot.
Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko terkejut melihat kasus ini. Dia masih belum bisa komentar banyak karena masih mempelajari. "Waduh hal baru ya.. Saya pelajari dulu," ujar Onny.
Hingga berita ini diturunkan, masih ada pedagang rekening bank di sejumlah e-commerce, meskipun telah berganti menjadi akun baru.
Apakah tak ada cara jitu untuk memberantas praktek illegal ini?
Untuk anda para pembaca, berhati hatilah. Rekening bank yang diperjualbelikan ini dibuat secara illegal dan prosesnya bertentangan dengan hukum. Para pembelinya patut dicurigai punya motif tidak terpuji.