
Yang Heboh di 2019
Kisah Kantor Cabang Bank yang Mulai Ditinggalkan Nasabah
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
31 December 2019 16:20

Selain itu, meski banyak melayani masyarakat di pelosok, nyatanya, nasabah BRI juga semakin melek terhadap teknologi. Hal ini terlihat dari terus berkurangnya transaksi nasabah BRI di kantor cabang.
Sekretaris Perusahaan BRI,Hari Purnomo, mengatakan sampai kuartal II-2019 rata-rata transaksi yang dikelola BRI sudah mencapai 26 juta. Sebesar 90% dieksekusi lewat electronic channel (e-channel).
"Tinggal 10% yang dikelola cabang. Masyarakat semakin senang dengan e-channel kita, user mobile banking kita," ujar Hari.
Hari menambahkan layanan e-channel yang paling banyak digunakan nasabah BRI saat ini adalah anjungan tunai mandiri (ATM), ATM setor tarik tunai (CRM), internet banking dan mobile banking.
"Agen BRILink (layanan laku pandai) mengekseksui transaksi hingga 1,6 juta," terang Hari.
Melansir laporan keuangan tahunan dan press release perusahaan mayoritas bank BUKU IV mencatatkan penurunan jumlah cabang dan outlet di tahun 2019, jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Merujuk pada tabel di bawah ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan penurunan jumlah outlets paling besar mencapai 1.008 unit, dari 10.642 unit di akhir 2016 menjadi hanya 9.634 unit per 30 September 2019. Kebanyakan kantor BRI yang ditutup adalah Teras BRI dan Teras BRI keliling.
Tidak hanya BBRI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) juga mencatatkan tren serupa. Bank Mandiri banyak menutup kantor kas dan CIMB Niaga memang banyak menutup kantor cabang.
Sejak akhir 2016 hingga September 2019 jumlah cabang BMRI berkurang 164 unit, BNGA turun 168 unit, dan PNBN turun 15 unit.
Hanya BBCA dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang masih melakukan ekspansi dengan penambahan cabang masing-masing 35 unit dan 257 unit.
Sebelum tahun 2016 terlihat bahwa mayoritas bank BUKU IV aktif membuka kantor cabang baru. Ambil contohnya BBRI yang sejak akhir 2010 hingga akhir 2016 membuka 3.639 kantor cabang baru. Disusul oleh BMRI dan BBNI yang masing-masing membuka 1.418 unit dan 837 unit cabang.
(roy/roy)
Sekretaris Perusahaan BRI,Hari Purnomo, mengatakan sampai kuartal II-2019 rata-rata transaksi yang dikelola BRI sudah mencapai 26 juta. Sebesar 90% dieksekusi lewat electronic channel (e-channel).
"Tinggal 10% yang dikelola cabang. Masyarakat semakin senang dengan e-channel kita, user mobile banking kita," ujar Hari.
"Agen BRILink (layanan laku pandai) mengekseksui transaksi hingga 1,6 juta," terang Hari.
Melansir laporan keuangan tahunan dan press release perusahaan mayoritas bank BUKU IV mencatatkan penurunan jumlah cabang dan outlet di tahun 2019, jika dibandingkan dengan tahun 2016.
Merujuk pada tabel di bawah ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan penurunan jumlah outlets paling besar mencapai 1.008 unit, dari 10.642 unit di akhir 2016 menjadi hanya 9.634 unit per 30 September 2019. Kebanyakan kantor BRI yang ditutup adalah Teras BRI dan Teras BRI keliling.
Tidak hanya BBRI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) juga mencatatkan tren serupa. Bank Mandiri banyak menutup kantor kas dan CIMB Niaga memang banyak menutup kantor cabang.
Sejak akhir 2016 hingga September 2019 jumlah cabang BMRI berkurang 164 unit, BNGA turun 168 unit, dan PNBN turun 15 unit.
Hanya BBCA dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang masih melakukan ekspansi dengan penambahan cabang masing-masing 35 unit dan 257 unit.
Sebelum tahun 2016 terlihat bahwa mayoritas bank BUKU IV aktif membuka kantor cabang baru. Ambil contohnya BBRI yang sejak akhir 2010 hingga akhir 2016 membuka 3.639 kantor cabang baru. Disusul oleh BMRI dan BBNI yang masing-masing membuka 1.418 unit dan 837 unit cabang.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular