Bos OJK Bicara Nasib Kantor Cabang di Era Digital, Punah?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 July 2020 17:49
Kantor Cabang Bank Mandiri/CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Kantor Cabang Bank Mandiri/CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Masifnya adopsi teknologi dan digitalisasi, membuat semua bisnis harus ikut bertansformasi, begitu juga dengan perbankan. Apakah kini kantor cabang segera punah?

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, bank saat ini butuh untuk beradaptasi dengan teknologi, untuk bisa berkompetitif.

Oleh karena itu, bank saat ini diharuskan untuk mentransformasikan bisnisnya, dari yang tadinya pelayanan lewat tatap muka atau konvensional, kini mau tidak mau harus lewat digitalisasi.

"Nasabah sekarang ini kalau mau kirim uang tidak perlu ke kantor bank, kalau mau transfer tidak perlu pergi ke bank atau ATM," kata Wimboh dalam diskusi virtual, Jumat (17/7/2020).

Wimboh menceritakan, pada tahun 2000-2010, bank-bank ramai melakukan ekspansi dengan membuka kantor cabang di berbagai wilayah di Indonesia.

Saat ini, menurut Wimboh Bank sepertinya harus pikir dua kali jika ingin membuka kantor cabang. Mengingat apabila ingin buka kantor cabang butuh banyak biaya dan tenaga kerja.

"Setelah 2010 masih banyak yang membuka cabang. Sekarang pikir dua kali, cabang perlu gedung, perlu orang. Sekarang barangkali bank perlu pikir cabang mau diapain? Ini proses karena orang tidak ke bank lagi," tuturnya.

Dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per April 2020 total kantor cabang bank umum tercatat 31.012 unit. Angka ini terus mengalami penurunan sejak 2016 yang mencapai 32.720 unit.

Kemudian untuk bank perkreditan rakyat (BPR) kantor cabang tercatat 5.941 unit juga terus mengalami penurunan sejak 2016 sebanyak 6.075 kantor.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK: Disrupsi Digital Bikin Ribuan Kantor Cabang Bank Tutup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular