
Garuda Bandingkan Harga Tiket Vs Tarif Ojol, Driver: Ngawur!
Roy Franedya, CNBC Indonesia
30 December 2019 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi driver ojek online (Ojol), Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia memprotes pernyataan pelaksana tugas Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal yang menyebut harga tiket pesawat lebih murah ketimbang tarif ojek online.
Ketua Presidium Nasional Igun Wicaksono mengatakan pernyataan Fuad Rizal ngawur dan analisis tidak masuk akal karena membandingkan tarif pesawat terbang dengan tarif ojek online.
"Pakai ilmu statistik yang valid dong seharusnya dan rumusan variabel tarif, jadi harus "peer to peer", artinya tarif pesawat terbang suatu maskapai silahkan bandingkan dengan maskapai pesawat terbang lainnya," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (30/12/2019).
"Memangnya ojol itu pesawat terbang??? Dari rumusan variabel tarifnya saja sudah beda, bahan bakarnya pesawat terbang gunakan avtur, sedangkan ojol gunakan bensin, jarak tempuh ojol dan lama perjalanan juga beda jauh, belum lagi biaya-biaya perawatan antara pesawat dengan ojol sangat beda jauh, maka itu kami nilai pernyataan PLT Dirut PT. Garuda Indonesia sangat ngawur."
Menurutnya, adanya pernyataan tersebut jadi mengasumsikan pada masyarakat bahwa tarif ojol lebih mahal dari tarif pesawat, bagi masyarakat yang paham mengenai analisa variabel tarif yang ngawur ini tidak masalah, namun bagi masyarakat yang tidak paham akan menimbulkan presepsi berbeda, tarif ojol akan dinilai mahal, presepsi ngawur inikan sangat merugikan bagi kami driver ojek online dalam mencari nafkah.
"Jadi pejabat BUMN skala internasional harus punya analisis yang akurat dan jangan sampai mengeluarkan pernyataan ataupun argumentasi tanpa dasar yang dapat merugikan pihak lain," ujarnya.
Ketua Presidium Nasional Igun Wicaksono mengatakan pernyataan Fuad Rizal ngawur dan analisis tidak masuk akal karena membandingkan tarif pesawat terbang dengan tarif ojek online.
"Pakai ilmu statistik yang valid dong seharusnya dan rumusan variabel tarif, jadi harus "peer to peer", artinya tarif pesawat terbang suatu maskapai silahkan bandingkan dengan maskapai pesawat terbang lainnya," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (30/12/2019).
Menurutnya, adanya pernyataan tersebut jadi mengasumsikan pada masyarakat bahwa tarif ojol lebih mahal dari tarif pesawat, bagi masyarakat yang paham mengenai analisa variabel tarif yang ngawur ini tidak masalah, namun bagi masyarakat yang tidak paham akan menimbulkan presepsi berbeda, tarif ojol akan dinilai mahal, presepsi ngawur inikan sangat merugikan bagi kami driver ojek online dalam mencari nafkah.
"Jadi pejabat BUMN skala internasional harus punya analisis yang akurat dan jangan sampai mengeluarkan pernyataan ataupun argumentasi tanpa dasar yang dapat merugikan pihak lain," ujarnya.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular