Kecanduan Pinjam di Fintech Lending, Bikin Utang Menggunung

Roy Franedya, CNBC Indonesia
16 December 2019 14:40
Bertahan Hidup dengan Bermitra dengan Perusahaan Besar
Foto: Detik.com
Industri P2P lending China memang tumbuh dengan cepat karena memberikan pinjaman dengan persyaratan mudah. Pada 2017 pinjaman yang disalurkan fintech online mencapai US$150 miliar. Pengawasan yang lemah pada industri ini kemudian menimbulkan masalah tumpukan kredit macet dan penipuan.

Hal ini membuat pemerintah China bertindak. Pemerintah meluncurkan kampanye 2017 untuk membersihkan industri fintech lending yang menimbulkan ancaman shadow banking. 


China memangkas jumlahnya dari 5.000 menjadi 1.490 fintech lending. Menurut Moody's Investor Service, sekarang pinjaman disalurkan tinggal US$77 miliar.

Untuk bertahan hidup, kini sejumlah fintech lending memilih bermitra dengan lembaga keuangan besar atau mengalihkan produknya menjadi wealth management. Tetapi hanya 20% fintech lending yang akan bertahan. Sisanya ditutup.

"Fintech lending tidak akan mata. Mereka tetap bertahan dengan cara inovatif, hemat biaya dan memanfaatkan modal sebaik-baiknya. Tetapi mereka harus kembali ke tujuan semula untuk membiayai usaha kecil dan individu dengan data kredit yang dapat dilacak," terang Zhang Yi, Head Analis iiMedia Research.


(roy/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular