Duit Startup Kian Menipis, Siap-siap Tarif Taksi Online Naik

Roy Franedya, CNBC Indonesia
09 December 2019 13:38
Para startup on-demand seperti taksi online (ride-hailing) dikabarkan kesulitan untuk mencari pendanaan baru.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Para startup on-demand seperti taksi online (ride-hailing) dikabarkan kesulitan untuk mencari pendanaan baru. Sebabnya, investor baru mulai menarik diri dalam putaran pendanaan yang dilakukan perusahaan teknologi bidang transportasi dan pengiriman makanan.

Buktinya, Goldman Sach menghitung dalam 12 bulan terakhir yang berakhir September 2019, jumlah dana yang berhasil dikumpulkan startup anjlok 22% menjadi US$16,3 miliar, seperti dikutip dari Financial Times, Senin (9/12/2019).


Dari laporan tersebut, penurunan sebagian besar dari model bisnis seperti ride-hailing atau taksi online, pengiriman makanan (food delivery), dan layanan lain yang menawarkan kenyamanan internet.

Alasan penurunan ini karena meningkatkan tekanan pekerja dan semakin kritisnya pembuat kebijakan atas bisnis ini.

Contohnya, perusahaan taksi online seperti Uber dan Lyft, sedang menghadapi tekanan tersebut, harga saham sudah turun sepertiga dari harga penawaran umum perdana (IPO) karena investor melepas sahamnya dampak mulai meragukan bisnis perusahaan.

Pada bulan September, legislator California menyetujui rancangan undang-undang yang menantang perusahaan ride-hailing dan lainnya untuk mengklasifikasikan pekerja mereka sebagai kontraktor independen, sehingga menghindari membayar upah yang lebih tinggi dan manfaat tertentu.

Para investor kakap mengatakan perusahaan yang menawarkan layanan on-demand mungkin harus menaikkan harga dan memotong biaya saat dana mengering. Padahal, sektor ini sebelumnya telah mengumpulkan US$ 87 miliar investasi dari swasta dari 2014 hingga 2018, menurut Goldman.

"Arus masuk modal yang besar pada tahun-tahun ini mengarah pada intensitas persaingan yang lebih besar, terutama karena sejumlah bisnis ini menjalani periode diskon atau promosi (bakar duit) untuk mendorong pertumbuhan," tulis analis Goldman.

Masalah yang menghampiri  perusahaan on-demand ini dapat menyebabkan kesulitan bagi investor yang telah menyiapkan dana untuk masuk pada sektor ini, "Semua orang kini sedang meninjau kembali dengan sudut pandang yang berbeda," kata Jordan Nof, kepala investasi di Tusk Venture Partners.


(roy/sef) Next Article Startup Taksi Online Kesulitan Cari Suntikan Dana Investor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular