
Most Read
Pengakuan Bos Lippo Jual 2/3 Saham OVO, Gak Kuat Bakar Uang
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 November 2019 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady akhirnya telah mengakui bahwa grup yang dibangunnya ini telah mengurangi kepemilikannya di dompet digital OVO. Sampai saat ini, Lippo hanya memiliki sebesar 30% saham namun tetap menjadi pemegsang saham utamanya.
"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang kita tinggal sekitar 30-an persen atau satu pertiga. jadi dua pertiga kita jual," kata Mochtar dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC), Kamis (28/11/2019).
Dijelaskannya, tak kuat lagi bakar uang untuk membesarkan perusahaan menjadi pertimbangan untuk membagi beban tersebut dengan investor lain. Asal tau saja bakar uang ini dilakukan OVO dalam bentuk memberikan diskon di mitra yang bekerja sama dengannya.
"Alasannya, terus bakar uang bagaimana kami kuat," lanjut dia.
CNBC Indonesia sebelumnya menulis Lippo Group berencana untuk hengkang dari OVO karena terus menghabiskan US$ 50 juta per bulan. Hal ini disampaikan oleh sumber CNBC Indonesia yang mengetahui hal tersebut.
Menanggapi pernyataan Mochtar Riady, Presiden OVO Karaniya Dharmasaputra menyebutkan dalam dunia perusahaan rintisan (startup) investor kerap kali mengalami dilusi jika tak melakukan penambahan modal di perusahaan tersebut.
"Misalnya kalau saya invest ada dua pilihan ketika company membutuhkan capital baru, apakah saya ingin menambah kepemilikan modal saya atau saya memilih tidak ikut menambah kepemilikan modal. Kalau saya tidak ikut otomatis saham saya terdelusi," kata dia di kesempatan yang sama.
Terlebih, bakar uang ini dinilai sebagai hal lumrah dalam dunia teknologi, namun cukup berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan konvensional. Tujuan dari bakar uang ini dinilai sebagai langkah edukasi bagi konsumen mengenai produk yang disediakan perusahaan.
"Semua perusahaan teknologi melakukan upaya mengedukasi publik untuk mereka menggunakan teknologi," katanya.
"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang kita tinggal sekitar 30-an persen atau satu pertiga. jadi dua pertiga kita jual," kata Mochtar dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC), Kamis (28/11/2019).
Dijelaskannya, tak kuat lagi bakar uang untuk membesarkan perusahaan menjadi pertimbangan untuk membagi beban tersebut dengan investor lain. Asal tau saja bakar uang ini dilakukan OVO dalam bentuk memberikan diskon di mitra yang bekerja sama dengannya.
CNBC Indonesia sebelumnya menulis Lippo Group berencana untuk hengkang dari OVO karena terus menghabiskan US$ 50 juta per bulan. Hal ini disampaikan oleh sumber CNBC Indonesia yang mengetahui hal tersebut.
Menanggapi pernyataan Mochtar Riady, Presiden OVO Karaniya Dharmasaputra menyebutkan dalam dunia perusahaan rintisan (startup) investor kerap kali mengalami dilusi jika tak melakukan penambahan modal di perusahaan tersebut.
"Misalnya kalau saya invest ada dua pilihan ketika company membutuhkan capital baru, apakah saya ingin menambah kepemilikan modal saya atau saya memilih tidak ikut menambah kepemilikan modal. Kalau saya tidak ikut otomatis saham saya terdelusi," kata dia di kesempatan yang sama.
Terlebih, bakar uang ini dinilai sebagai hal lumrah dalam dunia teknologi, namun cukup berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan konvensional. Tujuan dari bakar uang ini dinilai sebagai langkah edukasi bagi konsumen mengenai produk yang disediakan perusahaan.
"Semua perusahaan teknologi melakukan upaya mengedukasi publik untuk mereka menggunakan teknologi," katanya.
Next Page
Tanggapan Multipolar & Respons BI
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular