
Mochtar Riady Ungkap Kegagalan MatahariMall & Kesuksesan OVO
Roy Franedya, CNBC Indonesia
29 November 2019 06:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, buka-bukaan soal kegagalan e-commerce MatahariMall.com yang ditutup tahun lalu dan suksesnya OVO menjadi salah satu dompet digital yang banyak digunakan masyarakat di tanah air.
Mochtar Riady mengatakan kegagalan MatahariMall dikarenakan manajemen terlalu fokus pada sektor teknologi perusahaan dan mengesampingkan positioning dari e-commerce milik Lippo ini.
"Titik berat [mereka] di teknologi. Langsung hire sekitar 300 orang teknisi (engineer) dan dia lupa bahwa sebenarnya Mataharimall.com itu perlu memposisikan diri apakah itu buka toko di internet atau bangun pasar di internet," ujar Mochtar Riady dalam diskusi Indonesia Digital Conference 2019 yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Mochtar Riady menambahkan dalam membuka toko atau membangun pasar di internet utamanya adalah barang dagangannya bukan engineer, teknologi hanya salah satu instrumen untuk menyampaikan informasi.
"Saya ingin sampaikan hati-hati jangan e-commerce cerita tentang teknologi saja, sesungguhnya kembali teknologi dari digital ini hanya berupa instrumen menyampaikan berita," tegasnya.
Mochtar Riady menambahkan dalam mengembangkan bisnis harus mulai dari kecil kemudian pelan-pelan menjadi besar, tidak bisa perusahaan swasta langsung menjadi besar.
"Bagi swasta harus berhati-hati ketika mulai besar, tetapi rencana kerjanya harus besar. Think big starting from small," terangnya. "Kalau sekarang kita pikirnya kecil starting-nya besar, nah itu pasti gagal."
Asal tahu saja, MatahariMall adalah e-commerce milik Lippo yang berdiri pada 2015. Namun e-commerce ini hanya berusia tiga tahun kemudian dilebur ke dalam Matahari Departement Store dan melakukan rebrand sebagai MATAHARI.com.
Penggabungan ini membuat fokus bisnis toko online ini berubah dari sebelumnya sebagai platform yang menawarkan produk fesyen hingga elektronik dari pihak ketiga menjadi situs untuk memamerkan produk-produk Matahari.
Mochtar Riady mengatakan kegagalan MatahariMall dikarenakan manajemen terlalu fokus pada sektor teknologi perusahaan dan mengesampingkan positioning dari e-commerce milik Lippo ini.
"Titik berat [mereka] di teknologi. Langsung hire sekitar 300 orang teknisi (engineer) dan dia lupa bahwa sebenarnya Mataharimall.com itu perlu memposisikan diri apakah itu buka toko di internet atau bangun pasar di internet," ujar Mochtar Riady dalam diskusi Indonesia Digital Conference 2019 yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
"Saya ingin sampaikan hati-hati jangan e-commerce cerita tentang teknologi saja, sesungguhnya kembali teknologi dari digital ini hanya berupa instrumen menyampaikan berita," tegasnya.
Mochtar Riady menambahkan dalam mengembangkan bisnis harus mulai dari kecil kemudian pelan-pelan menjadi besar, tidak bisa perusahaan swasta langsung menjadi besar.
"Bagi swasta harus berhati-hati ketika mulai besar, tetapi rencana kerjanya harus besar. Think big starting from small," terangnya. "Kalau sekarang kita pikirnya kecil starting-nya besar, nah itu pasti gagal."
Asal tahu saja, MatahariMall adalah e-commerce milik Lippo yang berdiri pada 2015. Namun e-commerce ini hanya berusia tiga tahun kemudian dilebur ke dalam Matahari Departement Store dan melakukan rebrand sebagai MATAHARI.com.
Penggabungan ini membuat fokus bisnis toko online ini berubah dari sebelumnya sebagai platform yang menawarkan produk fesyen hingga elektronik dari pihak ketiga menjadi situs untuk memamerkan produk-produk Matahari.
Next Page
Cerita Lippo Besarkan OVO
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular