
Punya Pasar Besar, Grab Business 365 Sasar UMKM
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
28 November 2019 21:22

Jakarta, CNBC Indonesia- Grab Business 365 menyasar 92% UMKM yang belum menggunakan platform digital dalam bisnisnya. Produk terbaru dari Grab dan Microsoft ini justru memprioritaskan UMKM yang belum menjadi pelanggan Grab ataupun Microsoft secara general.
Head of Grab for Business Indonesia Roy Nugroho mengatakan selama ini penggunaan teknologi di level UMKM masih sangat rendah dan membuat bisnisnya tidak efektif. Bahkan dari 63 juta UMKM yang ada baru 8% yang terdigitalisasi.
"Ada 92% yang belum terdigitalisasi dengan microsoft dan targetnya semua bisa didigitalkan," kata Roy, Kamis (28/11/2019.Jika UMKM menggunakan Grab For Business 365, menurut Roy akan meningkatkan tiga poin penting dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, kolaborasi untuk meningkatkan produktivitas. Kedua, pencatatan dan laporan untuk mendukung efisiensi. Ketiga, otomatisasi proses menjadi lebih sederhana untuk efektivitas.
"Padahal Indonesia memiliki 63 juta UMKM, dengan sumbangan yang sangat besar terhadap ekonomi Indonesia. Tapi baru 8% yang menggunakan platform online, jadi bagaimana Grab For Business 365 ini mensimplifikasi bisnis mereka supaya efektif," kata Roy.
Berdasarkan catatan Grab, pada 2018 mitranya berkontribusi Rp 48,9 triliun pada perekonomian Indonesia. Adapun mitra Grab Bike berkontribusi Rp 15,7 triliun, Grab car Rp 9,7 triliun, Kudo Rp 2,7 triliun, dan Grab Food Rp 20,8 triliun yang didominasi UMKM.
Haris Izmee, President Director Microsoft Indonesia menambahkan, kehadiran Grab for Business 365, Microsoft Indonesia dan Grab Indonesia menekankan kesamaan visi yaitu untuk menghadirkan teknologi yang dapat menjadi solusi pengelolaan setiap aktivitas bisnis yang dimiliki.
"Melalui implementasi solusi berbasis cloud Office 365 dan Microsoft Teams, kami berupaya untuk menciptakan sistem terpadu yang lebih efektif," tambahnya.
Berdasarkan hasil riset dan pendataan Grab bersama Microsoft, telah ditemukan bahwa bisnis di Indonesia seringkali mengalami kesulitan dalam pengelolaan aktivitas bisnis sehari-hari.
Ridzki menyebutkan seperti mengatur dan administrasi persetujuan dari tim manajemen untuk perjalanan bisnis lokal, pendataan bukti transaksi, hingga jumlah voucher untuk transportasi yang tersebar dalam melakukan perjalanan bisnis. Kerumitan proses ini mengakibatkan kinerja perusahaan yang kurang efisien dan menghambat produktivitas.
(dob/dob) Next Article Gandeng Microsoft, Grab Luncurkan Grab For Business 365
Head of Grab for Business Indonesia Roy Nugroho mengatakan selama ini penggunaan teknologi di level UMKM masih sangat rendah dan membuat bisnisnya tidak efektif. Bahkan dari 63 juta UMKM yang ada baru 8% yang terdigitalisasi.
"Ada 92% yang belum terdigitalisasi dengan microsoft dan targetnya semua bisa didigitalkan," kata Roy, Kamis (28/11/2019.Jika UMKM menggunakan Grab For Business 365, menurut Roy akan meningkatkan tiga poin penting dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, kolaborasi untuk meningkatkan produktivitas. Kedua, pencatatan dan laporan untuk mendukung efisiensi. Ketiga, otomatisasi proses menjadi lebih sederhana untuk efektivitas.
Berdasarkan catatan Grab, pada 2018 mitranya berkontribusi Rp 48,9 triliun pada perekonomian Indonesia. Adapun mitra Grab Bike berkontribusi Rp 15,7 triliun, Grab car Rp 9,7 triliun, Kudo Rp 2,7 triliun, dan Grab Food Rp 20,8 triliun yang didominasi UMKM.
Haris Izmee, President Director Microsoft Indonesia menambahkan, kehadiran Grab for Business 365, Microsoft Indonesia dan Grab Indonesia menekankan kesamaan visi yaitu untuk menghadirkan teknologi yang dapat menjadi solusi pengelolaan setiap aktivitas bisnis yang dimiliki.
"Melalui implementasi solusi berbasis cloud Office 365 dan Microsoft Teams, kami berupaya untuk menciptakan sistem terpadu yang lebih efektif," tambahnya.
Berdasarkan hasil riset dan pendataan Grab bersama Microsoft, telah ditemukan bahwa bisnis di Indonesia seringkali mengalami kesulitan dalam pengelolaan aktivitas bisnis sehari-hari.
Ridzki menyebutkan seperti mengatur dan administrasi persetujuan dari tim manajemen untuk perjalanan bisnis lokal, pendataan bukti transaksi, hingga jumlah voucher untuk transportasi yang tersebar dalam melakukan perjalanan bisnis. Kerumitan proses ini mengakibatkan kinerja perusahaan yang kurang efisien dan menghambat produktivitas.
(dob/dob) Next Article Gandeng Microsoft, Grab Luncurkan Grab For Business 365
Most Popular