
Isu Lippo Hengkang dari OVO & Masa Depan Unicorn Bakar Uang
Roy Franedya, CNBC Indonesia
15 November 2019 06:51

Bakar uang merupakan strategi utama startup unicorn di tanah air untuk memperbesar dan mempertahankan bisnis dan pengguna. Mereka rela memberikan banyak diskon dan cashback serta menderita kerugian cukup besar demi memanjakan pengguna. Mereka menggunakan hal ini dengan duit investor.
Namun beberapa unicorn tampaknya berencana mengurangi bakar uang dan mulai merubah fokus dari mengejar pertumbuhan perusahaan ke mengejar keuntungan (profit). Salah satunya, startup unicorn Bukalapak.
Untuk memulai langkah ini Bukalapak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 100 karyawannya. Chief Strategy Officer Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan PHK ratusan karyawan tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi kesulitan pendanaan dari startup AS seperti Uber, Lyft dan WeWork jadi 'perhitungan' dalam keputusan petinggi perusahaan.
"Fokus kami bukan lagi pertumbuhan tetapi membangun perusahaan yang berkelanjutan," ujar Teddy Oetomo seperti dikutip dari Nikkei Asia Review. "Kami sudah terlalu naif. ... pada beberapa area [bisnis] kami bekerja terlalu keras."
Teddy Oetomo mengatakan Bukalapak memiliki modal yang cukup untuk membawa EBITDA ke positif. Bahkan menargetkan bisa mencetak profitabilitas secepat mungkin dan berharap tidak melakukan PHK lagi. "Secara potensial, akan ada waktu - saya tidak tahu kapan - uang murah itu mungkin berhenti mengalir," katanya. "Kami tidak bisa mengendalikan itu."
Tokopedia juga kini berubah haluan. Setelah 10 tahun merugi, manajemen mengincar mencetak laba tahun depan.
"Secara komitmen tahun depan kita sudah profitable. Menghadapi persaingan apapun ayo. Strateginya tahun depan harus profit," William seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (14/11/2019).
William menekankan, persaingan yang harus dilakukan yakni dengan inovasi. Bukan hanya dengan bakar uang.
"Beberapa tahun lalu dengan lebih kecil kita berhadapan dengan eBay dan Rakuten. Kini kita punya uang lebih tapi persaingan sekarang berhadapan dengan Amazon yang punya modal setara ekonomi Indonesia. Jadi Tidak pernah ada habisnya kalau kita melakukan persaingan uang. Tapi harus dengan persaingan inovasi," jelasnya.
(roy/sef)
Namun beberapa unicorn tampaknya berencana mengurangi bakar uang dan mulai merubah fokus dari mengejar pertumbuhan perusahaan ke mengejar keuntungan (profit). Salah satunya, startup unicorn Bukalapak.
Untuk memulai langkah ini Bukalapak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 100 karyawannya. Chief Strategy Officer Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan PHK ratusan karyawan tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi kesulitan pendanaan dari startup AS seperti Uber, Lyft dan WeWork jadi 'perhitungan' dalam keputusan petinggi perusahaan.
Teddy Oetomo mengatakan Bukalapak memiliki modal yang cukup untuk membawa EBITDA ke positif. Bahkan menargetkan bisa mencetak profitabilitas secepat mungkin dan berharap tidak melakukan PHK lagi. "Secara potensial, akan ada waktu - saya tidak tahu kapan - uang murah itu mungkin berhenti mengalir," katanya. "Kami tidak bisa mengendalikan itu."
Tokopedia juga kini berubah haluan. Setelah 10 tahun merugi, manajemen mengincar mencetak laba tahun depan.
"Secara komitmen tahun depan kita sudah profitable. Menghadapi persaingan apapun ayo. Strateginya tahun depan harus profit," William seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (14/11/2019).
William menekankan, persaingan yang harus dilakukan yakni dengan inovasi. Bukan hanya dengan bakar uang.
"Beberapa tahun lalu dengan lebih kecil kita berhadapan dengan eBay dan Rakuten. Kini kita punya uang lebih tapi persaingan sekarang berhadapan dengan Amazon yang punya modal setara ekonomi Indonesia. Jadi Tidak pernah ada habisnya kalau kita melakukan persaingan uang. Tapi harus dengan persaingan inovasi," jelasnya.
(roy/sef)
Next Page
Startup Unicorn Masih Disuntik Investor
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular