
Bukan GrabCar Atau GrabBike, Mesin Uang Grab Itu GrabFood
Roy Franedya, CNBC Indonesia
16 September 2019 16:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa berbagi tumpangan (ride-hailing) Grab Holdings sedang menggejot bisnis pengiriman makanannya atau GrabFood agar menjadi mesin pendorong pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.
"Kami telah melihat pertumbuhan luar biasa dalam bisnis makanan kami," ujar co-chief and regional head GrabFood Kell Jay Lim, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (16/9/2019). "Kami memiliki kantong bisnis pengiriman makanan di seluruh Asia Tenggara tetapi tidak di seluruh wilayah."
Bisnis pengiriman makan Grab diluncurkan pada 2016 dan semakin besar setelah mengakuisisi Uber Asia Tenggara dan menggabungkan layanan ini dengan UberEats. GrabFood sudah tersedia di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam.
Manajemen Grab mengklaim gross merchandise volume (GMV) bisnis ini sudah tumbuh 900% hingga Juni 2019. GMV merupakan tolak ukur nilai transaksi dari sebuah barang di dalam platform. Saat ini kontribusi GrabFood sudah mencapai 20% dari GMV perusahaan padahal 2018 hanya 5%.
Grab menolak untuk mengumumkan nilai transaksi tetapi mengatakan perusahaan terus memantau tingkat penggunaan pengemudi karena ini menjadi matrik yang sangat penting dalam hal profitabilitas perusahaan.
Menjadikan pengantaran makanan sebagai mesin uang baru bukan keputusan yang salah. Florin Hoope dari Bain & Company Asia Pasific engatakan bisnis ini memiliki margin yang tebal.
"Kami melihat industri makanan memiliki margin yang lebih baik daripada ride hailing," tambah Kell Jay Lim. "Kami percaya bisnis makanan akan mendorong pertumbuhan kami dan membawa perusahaan ke profitablitas dalam jangka panjang."
Di Asia Tenggara, Grab dan Gojek merupakan pemain besar bisnis ini namun masih ada peluang masuknya pemain baru yang didukung investor besar karena pasar ini belum matang dan masih ada peluang masuknya kompetitor baru.
"Saya tidak merasa dalam bisnisnya pemenang akan mengambil segalanya karena pasar ini terlalu besar. Saya pikir mereka akan mencoba untuk menggarap model yang berbeda-beda," jelas Florin Hoope.
(roy/dob) Next Article Bukan Ojol atau Taksi Online, Ini Mesin Uang Grab Cetak Cuan
"Kami telah melihat pertumbuhan luar biasa dalam bisnis makanan kami," ujar co-chief and regional head GrabFood Kell Jay Lim, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (16/9/2019). "Kami memiliki kantong bisnis pengiriman makanan di seluruh Asia Tenggara tetapi tidak di seluruh wilayah."
Bisnis pengiriman makan Grab diluncurkan pada 2016 dan semakin besar setelah mengakuisisi Uber Asia Tenggara dan menggabungkan layanan ini dengan UberEats. GrabFood sudah tersedia di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam.
![]() |
Grab menolak untuk mengumumkan nilai transaksi tetapi mengatakan perusahaan terus memantau tingkat penggunaan pengemudi karena ini menjadi matrik yang sangat penting dalam hal profitabilitas perusahaan.
Menjadikan pengantaran makanan sebagai mesin uang baru bukan keputusan yang salah. Florin Hoope dari Bain & Company Asia Pasific engatakan bisnis ini memiliki margin yang tebal.
"Kami melihat industri makanan memiliki margin yang lebih baik daripada ride hailing," tambah Kell Jay Lim. "Kami percaya bisnis makanan akan mendorong pertumbuhan kami dan membawa perusahaan ke profitablitas dalam jangka panjang."
Di Asia Tenggara, Grab dan Gojek merupakan pemain besar bisnis ini namun masih ada peluang masuknya pemain baru yang didukung investor besar karena pasar ini belum matang dan masih ada peluang masuknya kompetitor baru.
"Saya tidak merasa dalam bisnisnya pemenang akan mengambil segalanya karena pasar ini terlalu besar. Saya pikir mereka akan mencoba untuk menggarap model yang berbeda-beda," jelas Florin Hoope.
(roy/dob) Next Article Bukan Ojol atau Taksi Online, Ini Mesin Uang Grab Cetak Cuan
Most Popular