Hai Penantang Grab & Gojek, Belajarlah dari Pendahulumu

Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 August 2019 12:36
Grab dan Gojek menjadi pemain utama dalam transportasi online. Kedua sukses menguasai pasar dengan aksi 'bakar duit' yang buat pemain lain tak mampu bersaing.
Foto: Ilustrasi ojek online (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaGrab dan Gojek kini menjadi pemain utama dalam transportasi online. Kedua sukses menguasai pasar dengan aksi 'bakar duit' yang membuat pemain lain tak mampu bersaing.

Sebut saja Uber, Call Jack, Ojekkoe, Topjek, OjekArgo, Taxi Motor, Ladyjek, Blujek dan smartjek. Awalnya mereka bersaing dengan Gojek dan Grab namun belakang namanya kini sudah tidak terdengar lagi. Berikut ulasan CNBC Indonesia mengenai mantan para penantang Gojek dan Grab di Indonesia.


Call Jack


Sebuah usaha transportasi motor yang pertama kali menggunakan argometer di Indonesia, dengan jaket dan helm kuning sebagai ciri khasnya. Perusahaan ini berdiri sejak 9 Desember 2010 O'Jack Taxi Motor atau Call Jack (CV. Hoki Project) berdiri menguasai jalanan Yogyakarta, mereka bersaing ketat dengan Gojek.

Sekitar lima tahun beroperasi, perusahaan telah mendapat beragam penghargaan nasional. Salah satunya dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai "Taxi Motor Pertama dengan Sistem Agrometer" pada tahun 2011 dan "Best Public Service" di "Inspiring Business Variety Award 2012." Meskipun dengan prestasi ini, Call Jack terpaksa harus menyerah dan tutup.

Ladyjek

Dengan warna pink sebagai warna jaket para pengemudi ojek online ini, mereka tampil sebagai ojek online khusus wanita dengan pengemudi wanita, sehingga mereka dapat merasa lebih nyaman menggunakan transportasi online ini. Dari wanita, untuk wanita. 

Sayangnya, konsep ojek online yang cukup ini mengalami kegagalan di pasaran. Salah satu masalah yang cukup sering dialami pengguna adalah aplikasinya yang dipenuhi bug. Masalah lain yang dialami adalah kurang memadainya armada dari ojek pink ini, selain masalah kerugian dari perang tarif juga tentunya.

Blujek

Dengan warna jaketnya yang khas berwarna biru, serta logo kompas GPS, banyak yang mengatakan mereka sebagai sebagai kompetitor kuat Gojek. Berkantor di Jakarta, mereka menjadi salah satu startup transportasi online yang berhasil memiliki armada jengan jumlah yang cukup besar. 

Namun sudah tidak pernah terdengar lagi berita tentang mereka, website dalam keadaan maintenance dan kicauan terakhir pada akun twitter ditemukan pada 17 Desember 2015. Blujek mengalami kerugian dalam perang tarif antar penyedia layanan ojek daring dan terpaksa untuk tutup.

Topjek

TopJek menawarkan tarif yang murah tanpa harus menggunakan promo. Salah satu fitur unggulan TopJek adalah fitur Chatroom yang kala itu belum diterapkan oleh para kompetitor. Selain itu, TopJek mengutamakan kualitas di atas kuantitas. 

Salah satu yang mencolok dari ojek online ini adalah jumlah pengemudinya yang dibatasi 10.000 driver, dan juga seleksi untuk menjadi pengemudi di TopJek ini sangatlah ketat, sehingga calon mitra harus benar-benar beruntung untuk bisa menjadi pengemudi di TopJek. Namun sayang, sepertinya TopJek tidak dapat bertahan sampai beberapa dekade.

Para Penantang Baru

Meski Grab dan Gojek sudah mendominasi pasar, ternyata tak membuat nyali pemain baru transportasi online gentar. Pemain baru tersebut Bitcar, Anterin, Asia Trans dan FastGo.

Mereka mengklaim bisa berkompetisi dengan Grab dan Gojek. Tetapi semoga saja mereka tak tergerus seperti pendahulunya.

Simak video tentang mereka yang tergilas Grab dan Gojek di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/dob) Next Article Panas! Ojol Rusia Ini Tantang Grab & Gojek, Ongkos Bisa Nego

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular