Target SpaceX: New York ke Shanghai Cuma 40 Menit

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 June 2019 11:31
Mengirim manusia ke luar angkasa setiap hari telah menjadi mimpi sejak zaman misi penjelajahan Apollo.
Foto: Penonton menyaksikan dari Jetty Park ketika mesin roket pendorong mendekati bantalan pendaratan, setelah roket SpaceX Falcon, yang membawa satelit komunikasi Arabsat 6A, lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 11 April 2019. (REUTERS / Joe Rimkus Jr.)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengirim manusia ke luar angkasa setiap hari telah menjadi mimpi sejak zaman misi penjelajahan Apollo. Tetapi, faktanya, perjalanan ruang angkasa masih menjadi sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan kebanyakan orang, kecuali beberapa manusia terpilih dalam sejarah.

Namun, pariwisata antariksa perlahan-lahan mulai menjadi kenyataan, dengan berbagai perusahaan seperti Virgin Galactic yang digagas Richard Branson dan Blue Origin milik Jeff Bezos telah mulai melakukan perjalanan singkat ke ruang angkasa dan kembali lagi ke Bumi.


Tetapi bagaimana jika pesawat ruang angkasa menjelajah lebih jauh dan lebih cepat?

Laporan UBS baru-baru ini menganalisis pasar untuk apa yang dikenal sebagai perjalanan ruang angkasa dari satu lokasi ke lokasi lainnya atau point-to-point. Perjalanan ini telah digembar-gemborkan oleh SpaceX sebagai salah satu lini bisnis roket Starship yang tengah dikembangkan perusahaan milik Elon Musk itu, dilansir dari CNBC International.

Target SpaceX: New York ke Shanghai Cuma 40 MenitFoto: Roket SpaceX Falcon, yang membawa satelit komunikasi Arabsat 6A, lepas landas dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 11 April 2019. (REUTERS / Thom Baur)

Intinya, perjalanan ruang angkasa point-to-point akan sama dengan terbang menggunakan pesawat di seluruh dunia. Tetapi, hanya akan membutuhkan waktu kurang dari satu jam, bukan 16 jam.

Bahkan, perjalanan dari New York di Amerika Serikat (AS) ke Shanghai di China dapat ditempuh dalam waktu hanya 40 menit.


UBS percaya bahwa jika hambatan untuk perjalanan ruang angkasa point-to-point dapat diatasi, layanan ini akan mencaplok pasar tahunan senilai lebih dari US$ 20 miliar.

Namun begitu, ada beberapa pihak yang tidak setuju, mengatakan keselamatan teknologi tidak bisa diandalkan atau bahwa metode perjalanan tersebut tidak menyelesaikan masalah logistik utama untuk perjalanan jarak jauh.
(prm) Next Article Elon Musk Ejek Blue Moon yang Diluncurkan Orang Terkaya Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular