Masuk Daftar Blacklist Trump, Akankah Huawei Kolaps?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 May 2019 10:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memberikan pukulan telak pada bisnis Huawei Technologies, setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kondisi darurat nasional di bidang teknologi.
Pascapengumuman ini Huawei dan 70 entitas terkait dimasukkan dalam daftar hitam atau blacklist tidak bisa membeli produk dari perusahaan AS. Beberapa perusahaan AS seperti Google, Intel, Qualcomm dan Broadcom sudah memutuskan kerja sama dengan raksasa teknologi AS ini.
Tetapi AS masih memberikan keringanan pada Huawei, di mana AS masih mengizinkan Huawei membeli barang-barang buatan AS demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
Tetapi ini masih saja berat karena pengembangan bisnis yang dilakukan Huawei tetap tidak boleh menggunakan produk dan komponen perusahaan AS. Lalu apakah kebijakan ini akan membuat Huawei kolaps?
Pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei mengatakan pertumbuhan perusahaan raksasa teknologi China ini "mungkin melambat, tetapi hanya sedikit" karena pembatasan yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
"Pertumbuhan Huawei diprediksi dapat melambat tetapi hanya sedikit," kata Ren Zhengfei kepada media Jepang itu dan menyatakan pendapatan perusahaan bisa tumbuh di atas 20%.
Ren Zhengfei menambahkan Huawei memang dipersiapkan menghadapi 'badai' seperti sekarang ini dan Huawei akan "baik-baik saja" bahkan jika pembuat chip ponsel AS Qualcomm Inc dan pemasok Amerika lainnya tidak akan menjual chip kepada perusahaan.
Huawei memang sudah menyiapkan bila produsen chip menolak bekerja sama dengan Huawei. Perusahaan China ini mengantisipasi ini melalui HiSilicon, anak usaha yang memproduksi chip untuk perusahaan.
HiSilicon dalam suratnya kepada staf perusahaan dan ditandatangani Presiden He Tingbo tertanggal 17 Mei 2019 disebutkan perusahaan telah lama disiapkan untuk 'skenario ekstrem' adanya pelarangan pembelian chip dan teknologi AS.
Perusahaan mengklaim bisa memastikan pasokan tetap stabil untuk sebagian besar produk. Huawei mengonfirmasi keaslian surat yang diterbitkan media China pada Jumat (17/5/2019), seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2019).
HiSilicon secara diam-diam mengembangkan produk alternatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengantisipasi skenario jika suatu hari Huawei tidak dapat memperoleh chip dan teknologi canggih dari Amerika Serikat, katanya dalam surat itu.
Dalam surat tersebut HiSilicon menggambarkan upaya tersebut sebagai "perjalanan panjang dalam sejarah teknologi" yang sekarang akan terbayar dengan "keputusan gila" Amerika Serikat yang membawa "momen ekstrem dan gelap".
Sekaranglah saatnya "semua perangkat cadangan di brankas" akan menjadi berguna, kata petinggi dalam surat itu.
Simak video tentang Huawei di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/miq) Next Article Soal Sanksi Trump, Bos Huawei: China Takkan Berdiam Diri
Pascapengumuman ini Huawei dan 70 entitas terkait dimasukkan dalam daftar hitam atau blacklist tidak bisa membeli produk dari perusahaan AS. Beberapa perusahaan AS seperti Google, Intel, Qualcomm dan Broadcom sudah memutuskan kerja sama dengan raksasa teknologi AS ini.
Tetapi AS masih memberikan keringanan pada Huawei, di mana AS masih mengizinkan Huawei membeli barang-barang buatan AS demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
![]() |
Pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei mengatakan pertumbuhan perusahaan raksasa teknologi China ini "mungkin melambat, tetapi hanya sedikit" karena pembatasan yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
"Pertumbuhan Huawei diprediksi dapat melambat tetapi hanya sedikit," kata Ren Zhengfei kepada media Jepang itu dan menyatakan pendapatan perusahaan bisa tumbuh di atas 20%.
Ren Zhengfei menambahkan Huawei memang dipersiapkan menghadapi 'badai' seperti sekarang ini dan Huawei akan "baik-baik saja" bahkan jika pembuat chip ponsel AS Qualcomm Inc dan pemasok Amerika lainnya tidak akan menjual chip kepada perusahaan.
Huawei memang sudah menyiapkan bila produsen chip menolak bekerja sama dengan Huawei. Perusahaan China ini mengantisipasi ini melalui HiSilicon, anak usaha yang memproduksi chip untuk perusahaan.
HiSilicon dalam suratnya kepada staf perusahaan dan ditandatangani Presiden He Tingbo tertanggal 17 Mei 2019 disebutkan perusahaan telah lama disiapkan untuk 'skenario ekstrem' adanya pelarangan pembelian chip dan teknologi AS.
Perusahaan mengklaim bisa memastikan pasokan tetap stabil untuk sebagian besar produk. Huawei mengonfirmasi keaslian surat yang diterbitkan media China pada Jumat (17/5/2019), seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2019).
HiSilicon secara diam-diam mengembangkan produk alternatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengantisipasi skenario jika suatu hari Huawei tidak dapat memperoleh chip dan teknologi canggih dari Amerika Serikat, katanya dalam surat itu.
Dalam surat tersebut HiSilicon menggambarkan upaya tersebut sebagai "perjalanan panjang dalam sejarah teknologi" yang sekarang akan terbayar dengan "keputusan gila" Amerika Serikat yang membawa "momen ekstrem dan gelap".
Sekaranglah saatnya "semua perangkat cadangan di brankas" akan menjadi berguna, kata petinggi dalam surat itu.
Simak video tentang Huawei di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/miq) Next Article Soal Sanksi Trump, Bos Huawei: China Takkan Berdiam Diri
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular