Ditinggal Sistem Android Google, Huawei Sulit Geser Samsung
Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 May 2019 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Google menghentikan pemberian lisensi sistem operasi Android menjadi pukulan berat bagi ambisi Huawei Technologies dalam bisnis ponsel pintar (smartphone).
Saat ini Samsung Electronics merupakan penjual smartphone terbesar di dunia. Huawei berambisi untuk menggantikan Samsung pada 2020. Tahun lalu, Huawei berhasil mengungguli Apple dalam penjualan smartphone.
Dengan kebijakan ini pengguna Huawei di luar China tidak akan mendapatkan update software terbaru. Adapun pasar penjualan smartphone Huawei di luar China mencapai 49% dari total penjualan.
Pasar Huawei di China masih aman. Sebab, sistem operasi Android yang digunakan sudah dimodifikasi yang tidak membutuhkan lisensi Google. Maklum, Google diblokir di China.
"Langkah ini seperti saklar instan yang mematikan ambisi Huawei untuk menyalip Samsung di pasar global," ujar Nicole Peng, wakil presiden mobilitas di Canalys, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (20/5/2019).
Huawei cukup tergantung pada komponen dari perusahaan AS. Lebih dari 30 perusahaan AS merupakan 'pemasok inti' Huawei. Beberapa pemasok tersebut, termasuk Qualcomm dan Intel, mengatakan kepada karyawan bahwa mereka tidak akan menjual produk ke Huawei sampai pemberitahuan lebih lanjut, menurut laporan Bloomberg pada hari Senin.
Antisipasi Huawei
Bagi Huawei, kebijakan Donald Trump sudah diantisipasi. Huawei mengantisipasi ini melalui HiSilicon, anak usaha yang memproduksi chip untuk perusahaan.
HiSilicon dalam suratnya kepada staff perusahaan dan ditandatangani Presiden He Tingbo tertanggal 17 Mei 2019 disebutkan perusahaan telah lama disiapkan untuk 'skenario ekstrem' adanya pelarangan pembelian chip dan teknologi AS.
Perusahaan mengklaim bisa memastikan pasokan tetap stabil untuk sebagian besar produk. Huawei mengonfirmasi keaslian surat yang diterbitkan media China pada Jumat (17/5/2019), seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2019).
HiSilicon secara diam-diam mengembangkan produk alternatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengantisipasi skenario jika suatu hari Huawei tidak dapat memperoleh chip dan teknologi canggih dari Amerika Serikat, katanya dalam surat itu.
Dalam surat tersebut HiSilicon menggambarkan upaya tersebut sebagai "perjalanan panjang dalam sejarah teknologi" yang sekarang akan terbayar dengan "keputusan gila" Amerika Serikat yang membawa "momen ekstrem dan gelap".
Sekaranglah saatnya "semua perangkat cadangan di brankas" akan menjadi berguna, kata petinggi dalam surat itu.
Huawei telah menggunakan chipset yang diberi nama Kirin, dirancang oleh HiSilicon di smartphone kelas atas. Huawei juga menggunakan beberapa chipset dari Qualcomm Inc dan MediaTek Inc.
Simak video tentang Huawei di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Banyak Diblokir Negara Lain, Huawei Bawa Mate 20 Series ke RI
Saat ini Samsung Electronics merupakan penjual smartphone terbesar di dunia. Huawei berambisi untuk menggantikan Samsung pada 2020. Tahun lalu, Huawei berhasil mengungguli Apple dalam penjualan smartphone.
Dengan kebijakan ini pengguna Huawei di luar China tidak akan mendapatkan update software terbaru. Adapun pasar penjualan smartphone Huawei di luar China mencapai 49% dari total penjualan.
"Langkah ini seperti saklar instan yang mematikan ambisi Huawei untuk menyalip Samsung di pasar global," ujar Nicole Peng, wakil presiden mobilitas di Canalys, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (20/5/2019).
Huawei cukup tergantung pada komponen dari perusahaan AS. Lebih dari 30 perusahaan AS merupakan 'pemasok inti' Huawei. Beberapa pemasok tersebut, termasuk Qualcomm dan Intel, mengatakan kepada karyawan bahwa mereka tidak akan menjual produk ke Huawei sampai pemberitahuan lebih lanjut, menurut laporan Bloomberg pada hari Senin.
![]() |
Antisipasi Huawei
Bagi Huawei, kebijakan Donald Trump sudah diantisipasi. Huawei mengantisipasi ini melalui HiSilicon, anak usaha yang memproduksi chip untuk perusahaan.
HiSilicon dalam suratnya kepada staff perusahaan dan ditandatangani Presiden He Tingbo tertanggal 17 Mei 2019 disebutkan perusahaan telah lama disiapkan untuk 'skenario ekstrem' adanya pelarangan pembelian chip dan teknologi AS.
Perusahaan mengklaim bisa memastikan pasokan tetap stabil untuk sebagian besar produk. Huawei mengonfirmasi keaslian surat yang diterbitkan media China pada Jumat (17/5/2019), seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/5/2019).
HiSilicon secara diam-diam mengembangkan produk alternatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengantisipasi skenario jika suatu hari Huawei tidak dapat memperoleh chip dan teknologi canggih dari Amerika Serikat, katanya dalam surat itu.
Dalam surat tersebut HiSilicon menggambarkan upaya tersebut sebagai "perjalanan panjang dalam sejarah teknologi" yang sekarang akan terbayar dengan "keputusan gila" Amerika Serikat yang membawa "momen ekstrem dan gelap".
Sekaranglah saatnya "semua perangkat cadangan di brankas" akan menjadi berguna, kata petinggi dalam surat itu.
Huawei telah menggunakan chipset yang diberi nama Kirin, dirancang oleh HiSilicon di smartphone kelas atas. Huawei juga menggunakan beberapa chipset dari Qualcomm Inc dan MediaTek Inc.
Simak video tentang Huawei di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Banyak Diblokir Negara Lain, Huawei Bawa Mate 20 Series ke RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular