Angkot Online Mulai Operasi, Bagaimana Kompetisi dengan Ojol?
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 May 2019 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pola transportasi konvensional didisrupsi oleh kehadiran ojek online (ojol) lewat Gojek dan Grab, kini penetrasi aplikasi transportasi berbasis berbagi tumpangan atau ride hailing semakin luas dengan mulai beroperasinya angkutan kota (angkot) online, Tron.
Tron resmi meluncur di bawah pengelolaan PT Teknologi Rancah Olah Nusantara. Aplikasi jasa transportasi ini menawarkan keunggulan rute yang dinamis dan Bekasi menjadi pilihan pertama untuk operasionalnya.
Saat ini, terdapat 30 unit angkot dengan dua rute perjalanan yakni Angkot Nomor K11 A rute Rawalumbu-Rawapanjang dan K11 B Narogong-Rawapanjang. Sebetulnya sudah sejak 10 April 2019 Tron hadir di Bekasi, namun baru diperkenalkan secara resmi.
Chief Executive Officer (CEO) Tron, David Santoso menjelaskan selama ini kehadiran ojol atau pemain lain ialah mengubah fungsi kendaraan pribadi (mobil dan motor) menjadi angkutan umum dengan alasan sharing of economy.
"Padahal sebenarnya udah ada angkutan tradisional yang siap menerima sentuhan teknologi," kata David Santoso, Kamis (9/5/2019).
David menjelaskan, bahwa Tron bukan hanya sekadar teknologi booking atau trip planning, melainkan aplikasi tersebut bisa mengubah pola operasi di mana terdapat perbedaan signifikan jika pengemudi angkot menggunakan Tron.
Contoh, jika angkot tidak memakai teknologi Tron, maka angkot hanya beroperasi di rute yang sama. Artinya 15-20 menit sekali akan melakukan hal yang sama. Ini yang menyebabkan kerugian besar karena rute yang sepi penumpang.
David mengatakan angkot konvensional adalah rekan atau mitra dari Tron yang diharapkan ke depan bisa siap menerima perubahan
"Kalau ojek online perbandingan begini 1 motor 1 penumpang, nah di Tron satu kendaraan umum 10 penumpang. Dari sisi masyarakat, mana yang lebih menguntungkan? Tentu ada kebutuhan kan kalau kebutuhan mendesak naik motor lebih cepat tapi unsur keselamatan menjadi risiko tinggi, sedangkan kalau kita 10 orang bersama-sama [booking via Tron] tapi cepat layanannya."
Soal komisi, David mengatakan "10 sampai 15% dari tarif yang berlaku [untuk setiap penumpang]. Lebih kecil dari [pembagian komisi] ojol dan lagi murah pastinya."
David mengatakan Bekasi, Jawa Barat, dipilih sebagai kota pertama pengoperasian Tron karena dari total perjalanan pulang-pergi di Jabodetabek yang mencapai 15 juta perjalanan, Bekasi menyumbang 15% dari total perjalanan itu.
"[Total perjalanan di Jabodetabek] 15% disumbang dari Bekasi yang merupakan kota terpadat nomor 3," kata David yang mantan Direktur PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) ini.
(tas) Next Article Imbas Penyekatan PPKM Darurat, Ojol Kesusahan Antar Barang
Tron resmi meluncur di bawah pengelolaan PT Teknologi Rancah Olah Nusantara. Aplikasi jasa transportasi ini menawarkan keunggulan rute yang dinamis dan Bekasi menjadi pilihan pertama untuk operasionalnya.
Saat ini, terdapat 30 unit angkot dengan dua rute perjalanan yakni Angkot Nomor K11 A rute Rawalumbu-Rawapanjang dan K11 B Narogong-Rawapanjang. Sebetulnya sudah sejak 10 April 2019 Tron hadir di Bekasi, namun baru diperkenalkan secara resmi.
Chief Executive Officer (CEO) Tron, David Santoso menjelaskan selama ini kehadiran ojol atau pemain lain ialah mengubah fungsi kendaraan pribadi (mobil dan motor) menjadi angkutan umum dengan alasan sharing of economy.
"Padahal sebenarnya udah ada angkutan tradisional yang siap menerima sentuhan teknologi," kata David Santoso, Kamis (9/5/2019).
David menjelaskan, bahwa Tron bukan hanya sekadar teknologi booking atau trip planning, melainkan aplikasi tersebut bisa mengubah pola operasi di mana terdapat perbedaan signifikan jika pengemudi angkot menggunakan Tron.
Contoh, jika angkot tidak memakai teknologi Tron, maka angkot hanya beroperasi di rute yang sama. Artinya 15-20 menit sekali akan melakukan hal yang sama. Ini yang menyebabkan kerugian besar karena rute yang sepi penumpang.
"Kalau ojek online perbandingan begini 1 motor 1 penumpang, nah di Tron satu kendaraan umum 10 penumpang. Dari sisi masyarakat, mana yang lebih menguntungkan? Tentu ada kebutuhan kan kalau kebutuhan mendesak naik motor lebih cepat tapi unsur keselamatan menjadi risiko tinggi, sedangkan kalau kita 10 orang bersama-sama [booking via Tron] tapi cepat layanannya."
Soal komisi, David mengatakan "10 sampai 15% dari tarif yang berlaku [untuk setiap penumpang]. Lebih kecil dari [pembagian komisi] ojol dan lagi murah pastinya."
David mengatakan Bekasi, Jawa Barat, dipilih sebagai kota pertama pengoperasian Tron karena dari total perjalanan pulang-pergi di Jabodetabek yang mencapai 15 juta perjalanan, Bekasi menyumbang 15% dari total perjalanan itu.
"[Total perjalanan di Jabodetabek] 15% disumbang dari Bekasi yang merupakan kota terpadat nomor 3," kata David yang mantan Direktur PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) ini.
(tas) Next Article Imbas Penyekatan PPKM Darurat, Ojol Kesusahan Antar Barang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular