
Grab Bakal Pisahkan GrabPay dan Bisnis Jasa Keuangan
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
08 May 2019 18:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab yang berbasis di Singapura berencana untuk memisahkan sistem pembayaran dengan bisnis jasa keuangan. Ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan, akibat persaingan yang terus meningkat di Asia Tenggara.
Dilansir Financial Times Rabu (8/5/2019) Grab makin tumbuh besar yang salah satunya akibat kucuran dana dari SoftBank, investor asal Jepang. Dengan pertumbuhan yang pesat itu, perusahaan bisa meningkatkan modal untuk dua unit bisnis secara terpisah.
Rencana ini serupa dengan yang sudah dilakukan oleh Alibaba, raksasa e-commerce asal negeri tirai bambu, Tiongkok yang memisahkan Alipay dengan Ant Financial. Saat ini, Ant Financial sudah bernilai sekitar US$ 150 miliar atau lebih dari Rp 2 triliun.
"Banyak investor yang mendekati kami. Dua diantaranya bersifat finansial dan strategis. Struktur modal bisnis kami adalah sesuatu yang akan kami perhatikan secara seksama," kata pendiri Grab, Anthony Tan.
"Untuk menjalankan rencana ini, memang bukan tentang pertumbuhan yang lebih cepat. Ini untuk menangkap lebih banyak peluang. Layanan keuangan adalah dengan uang tunai," kata sumber lain yang menangani permasalahan ini.
Adapun langkah-langkah ini mencerminkan evolusi sebuah perusahaan. Grab dan pesaingnya yang berbasis di Jakarta yaitu Go-Jek, memulai perusahaan sebagai layanan kendaraan online, dan perlahan beralih untuk membangun data pelanggan. Ini tentu saja bisa diterapkan untuk bisnis online lainnya.
"Bisnis makanan menjadi pendorong terbesar perusahaan. Diharapkan akan tumbuh empat kali lebih besar dari pemain lain secara regional, sepanjang tahun ini," ungkap Tan lagi.
Sementara itu, di negeri Paman Sam, Amerika Serikat, perusahaan seperti Uber, Amazon, Apple dinilai lambat melakukan inovasi. Perusahaan-perusahaan ini dinilai tak punya banyak inovasi.
Perusahaan ini masih memberlakukan pembayaran dengan kartu kredit dan konsumen telah terbiasa menggunakannya. Padahal ada biaya besar dalam pengoperasian kartu kredit untuk perusahaan seperti Mastercards dan Visa.
Selanjutnya, disebut-sebut jika investor seperti perusahaan keluarga hingga venture capital mendapatkan penawaran. Apakah tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang terafiliasi dengan Grab.
Untuk detail lebih lanjut memang belum ada, sebab ada beberapa kesulitan. Misalnya regulator yang melihat data keuangan adalah hal yang sensitif. Mereka berharap, agar data lokal tetap berada dalam yuridikasi regulator.
Grab sendiri memiliki mitra lokal pada setiap wilayah tempatnya beroperasi di Asia Tenggara. Wilayah operasi ini meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan regulasi.
Saksikan Video Softbank Siap Kucurkan Dana Lagi Untuk Grab
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Lindungi Driver, Grab Terapkan Sistem Baru Pembatalan Order
Dilansir Financial Times Rabu (8/5/2019) Grab makin tumbuh besar yang salah satunya akibat kucuran dana dari SoftBank, investor asal Jepang. Dengan pertumbuhan yang pesat itu, perusahaan bisa meningkatkan modal untuk dua unit bisnis secara terpisah.
Rencana ini serupa dengan yang sudah dilakukan oleh Alibaba, raksasa e-commerce asal negeri tirai bambu, Tiongkok yang memisahkan Alipay dengan Ant Financial. Saat ini, Ant Financial sudah bernilai sekitar US$ 150 miliar atau lebih dari Rp 2 triliun.
"Untuk menjalankan rencana ini, memang bukan tentang pertumbuhan yang lebih cepat. Ini untuk menangkap lebih banyak peluang. Layanan keuangan adalah dengan uang tunai," kata sumber lain yang menangani permasalahan ini.
Adapun langkah-langkah ini mencerminkan evolusi sebuah perusahaan. Grab dan pesaingnya yang berbasis di Jakarta yaitu Go-Jek, memulai perusahaan sebagai layanan kendaraan online, dan perlahan beralih untuk membangun data pelanggan. Ini tentu saja bisa diterapkan untuk bisnis online lainnya.
"Bisnis makanan menjadi pendorong terbesar perusahaan. Diharapkan akan tumbuh empat kali lebih besar dari pemain lain secara regional, sepanjang tahun ini," ungkap Tan lagi.
Sementara itu, di negeri Paman Sam, Amerika Serikat, perusahaan seperti Uber, Amazon, Apple dinilai lambat melakukan inovasi. Perusahaan-perusahaan ini dinilai tak punya banyak inovasi.
Perusahaan ini masih memberlakukan pembayaran dengan kartu kredit dan konsumen telah terbiasa menggunakannya. Padahal ada biaya besar dalam pengoperasian kartu kredit untuk perusahaan seperti Mastercards dan Visa.
Selanjutnya, disebut-sebut jika investor seperti perusahaan keluarga hingga venture capital mendapatkan penawaran. Apakah tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang terafiliasi dengan Grab.
Untuk detail lebih lanjut memang belum ada, sebab ada beberapa kesulitan. Misalnya regulator yang melihat data keuangan adalah hal yang sensitif. Mereka berharap, agar data lokal tetap berada dalam yuridikasi regulator.
Grab sendiri memiliki mitra lokal pada setiap wilayah tempatnya beroperasi di Asia Tenggara. Wilayah operasi ini meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan regulasi.
Saksikan Video Softbank Siap Kucurkan Dana Lagi Untuk Grab
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Lindungi Driver, Grab Terapkan Sistem Baru Pembatalan Order
Most Popular