Internasional

Soal Pemblokiran, Trump Tentukan Nasib Huawei Pekan Depan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 February 2019 13:10
Soal Pemblokiran, Trump Tentukan Nasib Huawei Pekan Depan
Foto: Seorang pria berjalan melewati papan nama Huawei di CES (Consumer Electronics Show) Asia 2018 di Shanghai, China 14 Juni 2018. REUTERS / Aly Song / File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua kasus besar Huawei Technologies akan diputuskan dalam minggu mendatang. Pemerintah Trump sedang menimbang perintah eksklusif untuk memblokir penggunaan perangkat Huawei oleh perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat (AS).

Keputusan ini akan memengaruhi perundingan perang dagang AS-China, yang sangat fokus pada isu-isu terkait dugaan pencurian kekayaan intelektual yang disponsori pemerintah China. Keputusan peradilan Huawei akan memengaruhi rencana AS membujuk sekutunya untuk memblokir Huawei.

Ekstradisi CFO Huawei

Soal Pemblokiran, Trump Tentukan Nasib Huawei Minggu DepanFoto: CFO Global Huawei Meng Wanzhou (Foto: REUTERS/Alexander Bibik)

CNBC International melaporkan departemen Kehakiman Kanada sedang meninjau aplikasi AS yang ingin mengektradisi CFO Huawei Meng Wanzhou, putri pendiri Ren Zhengfei, atas tuduhan penipuan.

Jaksa penuntut Distrik Timur New York mengatakan Meng Wanzhou dan Huawei melakukan tindakan penipuan dengan berusaha menyembunyikan transaksi penjualan peralatan ke Iran dengan menggunakan bank-bank AS, padahal Iran sedang dikenakan sanksi oleh AS.

Departemen Kehakiman Kanada memiliki tenggat waktu 1 Maret untuk memutuskan apakah akan memberikan lampu hijau untuk rencana ekstradisi atau menentangnya.

Jika lampu hijau diberikan, sidang ekstradisi akan dijadwalkan oleh Mahkamah Agung British Columbia, menurut juru bicara Kementerian Kehakiman Kanada. Peradilan Meng Wanzhou berikutnya dijadwalkan pada 6 Maret, kata juru bicara kehakiman, seperti dikutip Selasa (12/2/2019).

Penangkapan Meng Wanzhou telah memicu pertengkaran diplomasi dan kemungkinan penangkapan beberapa warga Kanada yang tinggal dan bekerja di Tiongkok.

Saksikan video tentang kerajaan bisnis Huawei di bawah ini:
Pengadilan Distrik Barat Seattle akan mengadakan sidang pada 28 Februari 2019 dengan agenda jawaban Huawei atas tuduhan pencurian teknologi T-Mobile, khususnya robot pengujian smartphone yang disebut "Tappy."

Huawei berargumen kasus ini sudah selesai pada 2017 ketika pengadilan memutuskan menghukum Huawei dengan membayar T-Mobile sebesar US$4,8 juta atas pencurian. Angka ini lebih rendah dari tuntutan T-Mobile yang mengatakan pencurian ini telah membuat perusahaan berpotensi rugi US$400 juta.

"Juri Seattle tidak menemukan kerusakan atau tindakan yang disengaja dan kejahatan atas klaim rahasia dagang," kata juru bicara Huawei dalam sebuah pernyataan.

Kasus ini penting karena pemerintah federal telah membuat klaim berani tentang adanya dugaan kegiatan spionase melalui Huawei selama lebih dari satu dekade. 

Masa depan 5G Huawei

Huawei dan ZTE Corp telah dibatasi penjualannya di AS selama bertahun-tahun. Kedua tidak boleh menjual produknya untuk aktivitas militer. Kini Presiden Donald Trump sedang merencanakan perintah eksekutif baru untuk melarang perusahaan telekomunikasi menggunakan perangkat kedua perusahaan China ini. 

Rencananya aturan ini akan diumumkan awal Maret 2019, ujar seorang pejabat pemerintah yang dikonfirmasi CNBC International.

AS sendiri sedang mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Keamanan Nasional untuk membangun 5G agar dapat bersaing dengan China. 

"Adalah penting dan perlu untuk membangun platform jaringan 5G yang aman, berkinerja tinggi, terdepan di dunia," menurut memo administrasi Trump yang bocor, yang awalnya dilaporkan oleh Axios.




(roy/prm) Next Article Kalah Bersaing Dalam Teknologi 5G, Alasan AS Usir Huawei?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular