
Fintech
Diam-diam PT Pos Indonesia Siapkan Diri Masuk Fintech
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
08 February 2019 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pos Indonesia (Posindo) berusaha untuk tetap eksis di tengah bisnis yang sanset. Salah satu bisnis yang ingin dikembangkan oleh Posindo adalah bisnis jasa keuangan.
Direktur Keuangan dan Umum Eddi Santosa mengatakan salah satu yang dikembangkan adalah platform sistem pembayaran berbasis fintech. "Seperti Pos Finance saja sudah. Layanan paripurna. Ini inovasi yang sedang kita bikin, kita siapkan," ujar Eddi Santoso ketika ditemui di kantornya, Kamis (7/2/2019).
Eddi Santosa menambahkan Pos sudah membeli core banking server untuk layanan ini yang membuat kemampuannya akan setara dengan perbankan. Servis dan sistem juga solid.
"Kalau sudah pos financing, mau apa pun bisa ditaruh di atasnya. Mau taruh gadai, mau pinjaman, mau taruh apapun bisa. Jadi ujungnya uang," jelasnya.

Asal tahu saja, Posindo sudah lama menjalankan jasa keuangan. Layanannya mulai dari kiriman wesel berubah menjadi RTGS (real time gross setlement) yang pengiriman uangnya seperti di perbankan.
"Bayarnya Rp 30 per transaksi. RTGS di bank untuk individu jam 12 sudah tutup, tapi kalau kantor pos 24 jam. Ada potensi di situ, jadi kiriman wesel dengan postel masih signifikan. Termasuk di luar negeri," terang Eddi Santosa.
Saksikan video tentang fakta di balik kisruh PT Pos Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Di Balik Upaya BI Standardisasi QR Code Bank-Fintech
Direktur Keuangan dan Umum Eddi Santosa mengatakan salah satu yang dikembangkan adalah platform sistem pembayaran berbasis fintech. "Seperti Pos Finance saja sudah. Layanan paripurna. Ini inovasi yang sedang kita bikin, kita siapkan," ujar Eddi Santoso ketika ditemui di kantornya, Kamis (7/2/2019).
Eddi Santosa menambahkan Pos sudah membeli core banking server untuk layanan ini yang membuat kemampuannya akan setara dengan perbankan. Servis dan sistem juga solid.

Asal tahu saja, Posindo sudah lama menjalankan jasa keuangan. Layanannya mulai dari kiriman wesel berubah menjadi RTGS (real time gross setlement) yang pengiriman uangnya seperti di perbankan.
"Bayarnya Rp 30 per transaksi. RTGS di bank untuk individu jam 12 sudah tutup, tapi kalau kantor pos 24 jam. Ada potensi di situ, jadi kiriman wesel dengan postel masih signifikan. Termasuk di luar negeri," terang Eddi Santosa.
Saksikan video tentang fakta di balik kisruh PT Pos Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Di Balik Upaya BI Standardisasi QR Code Bank-Fintech
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular