
Internasional
Berbuntut Pidana, Ini Awal Mula Ribut-ribut Huawei vs AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
29 January 2019 13:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalan panjang konflik antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perusahaan teknologi asal China, Huawei, memasuki babak baru, Senin (28/1/2019).
Otoritas AS secara resmi mengajukan tuntutan pidana melawan Huawei, Chief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou, dan dua anak usaha atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.
Dalam sebuah kasus yang berbeda yang diajukan di distrik barat negara bagian Washington, Departemen Kehakiman juga menuduh anak usaha Huawei mencuri rahasia dagang, penipuan transfer bank, dan menghalangi proses hukum dengan dugaan mencuri teknologi robotik milik T-Mobile US Inc, Reuters melaporkan.
Sebelumnya, AS telah menyasar Meng yang disebut-sebut memiliki peran penting dalam berbagai tindak pidana tersebut. Atas permintaan Negeri Paman Sam, Kanada menahan putri pendiri Huawei itu saat sedang transit di Vancouver pada 1 Desember lalu.
Meng kini menjadi tahanan rumah dan tengah menghadapi proses ekstradisi ke AS.
Bermula di Masa Kepemimpinan Obama
Awalnya, tindak pidana yang dituduhkan jaksa federal di New York kepada Meng Wanzhou terjadi di masa kepemimpinan mantan presiden AS Barack Obama dan penyidikannya sudah dimulai sebelum Trump mengambil alih Gedung Putih, dilansir dari Quartz.
Pemicu penyelidikan tersebut pada awalnya adalah laporan Reuters di 2012 bahwa Huawei memiliki hubungan erat dengan perusahaan lainnya bernama Skycom. Skycom yang terdaftar di Hong Kong dilaporkan menawarkan untuk menjual kembali berbagai produk teknologi AS yang diembargo yang dibeli Huawei di Iran.
Tindakan tersebut melanggar aturan ekspor AS. Huawei membantah jual beli itu terjadi dan mengatakan perusahaan sepenuhnya mematuhi hukum Negeri Paman Sam.
Namun setahun kemudian, Reuters melaporkan bahwa CFO Huawei Meng Wanzhou ada dalam daftar kepengurusan Skycom di 2008 dan 2009. Para pegawai Skycom menggunakan kartu identitas Huawei dan menggunakan alamat email Huawei.
Masalah itu merembet ke bank-bank AS di mana Huawei menjadi nasabahnya. Bank-bank tersebut diwajibkan oleh aturan hukum untuk memastikan bahwa uang yang mereka salurkan tidak digunakan untuk menjalankan transaksi keuangan dengan Iran.
Karena itu, Meng Wanzhou pada 2013 datang ke New York untuk bertemu dengan bankir-bankirnya. Ia meyakinkan mereka bahwa kendalinya terhadap Skycom dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan mereka terhadap hukum internasional.
Meng juga meyakinkan bahwa Huawei telah menjual seluruh sahamnya di entitas tersebut, menurut dokumen jaksa AS yang disetor ke Kanada.
Faktanya, Huawei menjual saham Skycom ke perusahaan cangkang lainnya yang juga dikendalikan oleh raksasa teknologi China itu.
Laporan baru Reuters mengungkapkan bahwa manajer tinggi Skycom adalah pejabat eksekutif Huawei dan beberapa warga negara China secara bersamaan mengendalikan rekening-rekening bank Skycom dan Huawei.
Pertemuan itulah yang menjadi inti kasus yang diajukan para jaksa AS. Mereka berargumentasi bahwa bank-bank AS telah ditipu untuk melakukan transaksi keuangan ilegal oleh Huawei dan Meng.
Huawei Diduga Curi Teknologi T-Mobile
Selain tuduhan menyesatkan bank AS, anak usaha Huawei juga diduga mencuri teknologi robotik milik T-Mobile US Inc yang digunakan untuk menguji daya tahan ponsel pintar.
T-Mobile telah menuduh Huawei mencuri teknologi yang disebut Tappy yang dapat menirukan jari manusia dan digunakan untuk menguji smartphone.
Sebelum benar-benar didakwa pada hari Senin, Huawei telah dikabarkan ditargetkan dalam tuduhan pencurian teknologi itu sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal pertengahan bulan ini. WSJ saat itu menulis dakwaan akan segera diumumkan.
Huawei dalam pernyataannya yang dimuat Journal mengatakan perusahaan dan T-Mobile telah menyelesaikan sengketa mereka di 2017. Penyelesaian tersebut muncul menyusul putusan juri AS yang menemukan tidak ada kerusakan, tindakan tidak adil atau pun merusak dan disengaja oleh Huawei dalam klaim rahasia dagang T-Mobile.
Hari Senin, Huawei tidak merespons permintaan berkomentar atas dua dakwaan pidana tersebut.
(miq) Next Article Huawei Dijerat Tuntutan Pidana, China: AS Tidak Bermoral
Otoritas AS secara resmi mengajukan tuntutan pidana melawan Huawei, Chief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou, dan dua anak usaha atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.
Sebelumnya, AS telah menyasar Meng yang disebut-sebut memiliki peran penting dalam berbagai tindak pidana tersebut. Atas permintaan Negeri Paman Sam, Kanada menahan putri pendiri Huawei itu saat sedang transit di Vancouver pada 1 Desember lalu.
Meng kini menjadi tahanan rumah dan tengah menghadapi proses ekstradisi ke AS.
![]() |
Bermula di Masa Kepemimpinan Obama
Awalnya, tindak pidana yang dituduhkan jaksa federal di New York kepada Meng Wanzhou terjadi di masa kepemimpinan mantan presiden AS Barack Obama dan penyidikannya sudah dimulai sebelum Trump mengambil alih Gedung Putih, dilansir dari Quartz.
Pemicu penyelidikan tersebut pada awalnya adalah laporan Reuters di 2012 bahwa Huawei memiliki hubungan erat dengan perusahaan lainnya bernama Skycom. Skycom yang terdaftar di Hong Kong dilaporkan menawarkan untuk menjual kembali berbagai produk teknologi AS yang diembargo yang dibeli Huawei di Iran.
Tindakan tersebut melanggar aturan ekspor AS. Huawei membantah jual beli itu terjadi dan mengatakan perusahaan sepenuhnya mematuhi hukum Negeri Paman Sam.
Namun setahun kemudian, Reuters melaporkan bahwa CFO Huawei Meng Wanzhou ada dalam daftar kepengurusan Skycom di 2008 dan 2009. Para pegawai Skycom menggunakan kartu identitas Huawei dan menggunakan alamat email Huawei.
Masalah itu merembet ke bank-bank AS di mana Huawei menjadi nasabahnya. Bank-bank tersebut diwajibkan oleh aturan hukum untuk memastikan bahwa uang yang mereka salurkan tidak digunakan untuk menjalankan transaksi keuangan dengan Iran.
Meng juga meyakinkan bahwa Huawei telah menjual seluruh sahamnya di entitas tersebut, menurut dokumen jaksa AS yang disetor ke Kanada.
Faktanya, Huawei menjual saham Skycom ke perusahaan cangkang lainnya yang juga dikendalikan oleh raksasa teknologi China itu.
Laporan baru Reuters mengungkapkan bahwa manajer tinggi Skycom adalah pejabat eksekutif Huawei dan beberapa warga negara China secara bersamaan mengendalikan rekening-rekening bank Skycom dan Huawei.
![]() |
Pertemuan itulah yang menjadi inti kasus yang diajukan para jaksa AS. Mereka berargumentasi bahwa bank-bank AS telah ditipu untuk melakukan transaksi keuangan ilegal oleh Huawei dan Meng.
Huawei Diduga Curi Teknologi T-Mobile
Selain tuduhan menyesatkan bank AS, anak usaha Huawei juga diduga mencuri teknologi robotik milik T-Mobile US Inc yang digunakan untuk menguji daya tahan ponsel pintar.
T-Mobile telah menuduh Huawei mencuri teknologi yang disebut Tappy yang dapat menirukan jari manusia dan digunakan untuk menguji smartphone.
Sebelum benar-benar didakwa pada hari Senin, Huawei telah dikabarkan ditargetkan dalam tuduhan pencurian teknologi itu sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal pertengahan bulan ini. WSJ saat itu menulis dakwaan akan segera diumumkan.
Hari Senin, Huawei tidak merespons permintaan berkomentar atas dua dakwaan pidana tersebut.
(miq) Next Article Huawei Dijerat Tuntutan Pidana, China: AS Tidak Bermoral
Most Popular