
Perkembangan Teknologi
Takut AI Gantikan Peran Manusia? Ini Tanggapan Bos Google
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
13 December 2018 17:20

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Google Sundar Pichai mengatakan kekhawatiran terhadap kecerdasan buatan (AI) adalah valid. Tetapi industri teknologi siap dengan tantangan untuk mengatur dirinya sendiri. Hal ini disampaikan dalam wawancara yang dipublikasikan pada Rabu (12/12/2018)).
Perusahaan teknologi yang membangun AI harus mempertimbangkan etika di awal proses untuk membuat kecerdasan buatan tertentu dengan "agennya sendiri" tidak merugikan orang, Sundar Pichai mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Washington Post yang dikutip AFP.
"Saya pikir teknologi harus menyadari itu tidak bisa hanya membangunnya lalu kemudian memperbaikinya," kata Pichai. "Saya rasa itu tidak berhasil."
Raksasa internet yang berbasis di California, Google adalah pemimpin dalam pengembangan AI, bersaing dalam perlombaan software cerdas dengan raksasa seperti Amazon, Apple, Microsoft, IBM dan Facebook.
Sundar Pichai mengatakan kekhawatiran tentang penggunaan berbahaya dari AI itu "sangat sah" tetapi industri harus dipercaya untuk mengatur penggunaannya.
"Meregulasi teknologi di masa-masa awal itu sulit, tapi saya pikir perusahaan harus mengatur diri sendiri," katanya.
"Inilah sebabnya kami berusaha keras untuk mengartikulasikan seperangkat prinsip AI. Kami mungkin tidak mendapatkan semuanya dengan benar, tetapi kami pikir penting untuk memulai percakapan."
Pada Juni, Google menerbitkan serangkaian prinsip AI internal, yang pertama adalah AI harus bermanfaat secara sosial.
"Kami mengakui bahwa teknologi canggih seperti itu menimbulkan pertanyaan yang sama kuat terhadap penggunaannya," kata Sundar Pichai dalam memonya. "Sebagai pemimpin dalam AI, kami merasakan tanggung jawab yang mendalam untuk melakukan hal yang benar."
Google berjanji tidak akan mendesain atau menyebarkan AI sebagai senjata, pengawasan di luar norma internasional, atau dalam teknologi yang ditujukan untuk melanggar hak asasi manusia.
Perusahaan mencatat bahwa Ia akan terus bekerja dengan militer atau pemerintah di berbagai bidang seperti keamanan dunia maya, pelatihan, rekrutmen, perawatan kesehatan, serta pencarian dan penyelamatan.
AI sudah digunakan untuk mengenali foto manusia, menyaring konten yang tidak diinginkan dari platform online, dan memungkinkan mobil untuk mengemudi sendiri.
Peningkatan kemampuan AI telah memicu perdebatan tentang apakah komputer yang dapat berpikir untuk diri mereka sendiri akan membantu menyembuhkan penyakit dunia atau menghidupkan manusia seperti yang telah digambarkan dalam karya fiksi ilmiah.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Artificial Intelligence Mulai Gantikan Manusia? Ini Buktinya
Perusahaan teknologi yang membangun AI harus mempertimbangkan etika di awal proses untuk membuat kecerdasan buatan tertentu dengan "agennya sendiri" tidak merugikan orang, Sundar Pichai mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Washington Post yang dikutip AFP.
"Saya pikir teknologi harus menyadari itu tidak bisa hanya membangunnya lalu kemudian memperbaikinya," kata Pichai. "Saya rasa itu tidak berhasil."
Raksasa internet yang berbasis di California, Google adalah pemimpin dalam pengembangan AI, bersaing dalam perlombaan software cerdas dengan raksasa seperti Amazon, Apple, Microsoft, IBM dan Facebook.
"Inilah sebabnya kami berusaha keras untuk mengartikulasikan seperangkat prinsip AI. Kami mungkin tidak mendapatkan semuanya dengan benar, tetapi kami pikir penting untuk memulai percakapan."
Pada Juni, Google menerbitkan serangkaian prinsip AI internal, yang pertama adalah AI harus bermanfaat secara sosial.
"Kami mengakui bahwa teknologi canggih seperti itu menimbulkan pertanyaan yang sama kuat terhadap penggunaannya," kata Sundar Pichai dalam memonya. "Sebagai pemimpin dalam AI, kami merasakan tanggung jawab yang mendalam untuk melakukan hal yang benar."
![]() |
Google berjanji tidak akan mendesain atau menyebarkan AI sebagai senjata, pengawasan di luar norma internasional, atau dalam teknologi yang ditujukan untuk melanggar hak asasi manusia.
Perusahaan mencatat bahwa Ia akan terus bekerja dengan militer atau pemerintah di berbagai bidang seperti keamanan dunia maya, pelatihan, rekrutmen, perawatan kesehatan, serta pencarian dan penyelamatan.
AI sudah digunakan untuk mengenali foto manusia, menyaring konten yang tidak diinginkan dari platform online, dan memungkinkan mobil untuk mengemudi sendiri.
Peningkatan kemampuan AI telah memicu perdebatan tentang apakah komputer yang dapat berpikir untuk diri mereka sendiri akan membantu menyembuhkan penyakit dunia atau menghidupkan manusia seperti yang telah digambarkan dalam karya fiksi ilmiah.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Artificial Intelligence Mulai Gantikan Manusia? Ini Buktinya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular