
Perkembangan Teknologi
BI Tak Ingin Ada Konglomerasi Uang Digital di RI
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 December 2018 16:11

Jakarta, Bank Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyatakan akan memastikan ekonomi Indonesia yang berkembang ke arah digital tidak akan mengancam kestabilan ekonomi. Salah satu caranya dengan memastikan tidak adanya konglomerasi penyelenggara uang elektronik.
"Kalau kita yakin masa depan ekonomi ini termasuk Indonesia akan jadi ekonomi digital maka ekonomi Indonesia harus di bawa ke digital. Tetapi digital yang tidak mengancam kestabilan. Seperti di China, Alibaba kemungkinan ada konglomerasi, kita pastikan sejak awal agar di sini tidak ada terjadi konglomerasi," ujar Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Erwin Haryono ketika ditemui dalam acara Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) di Surabaya, Kamis (13/12/2018).
Pencegahan terjadi adanya konglomerasi bisa memperkecil risiko money creation. Ini adalah proses penciptaan uang yang tidak bisa dikendalikan bank sentral yang bisa ancam stabilitas ekonomi. Bank sentral tidak bisa mengontrol peredaran uang yang ada di pasar.
Risiko money creation berpotensi meningkat karena kemunculan model pembayaran baru dengan menggunakan uang elektronik seperti Go-Pay, OVO, T-cash dan lainnya. Bank Indonesia ingin memastikan agar money creation tersebut tidak terjadi.
Konglomerasi pada Alibaba bisa berpotensi ciptakan money creation bila uang yang berputar di jaringan Alibaba, baik itu pinjaman dan untuk pembayaran tidak bisa dikendalikan bank sentral.
"Ini yang harus diatur. Ini harus diatur seketat bank. Kami harus pastikan money creation tidak terjadi," jelasnya Erwin Haryono.
Erwin Haryono menambahkan saat ini yang paling berkembang sekarang adalah pembayaran ritel. "Dengan wilayah Indonesia yang luar biasa, biaya distribusi uang itu adalah hal yang luar biasa. Kalau digital terwujud, itu baik untuk Indonesia. Tetapi kami ingin sistem pembayaran yang aman, tidak menciptakan shadow banking tetapi digital," tambah Erwin.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dru) Next Article Kian Ramai, BI Berikan Izin 2 Uang Elektronik Baru
"Kalau kita yakin masa depan ekonomi ini termasuk Indonesia akan jadi ekonomi digital maka ekonomi Indonesia harus di bawa ke digital. Tetapi digital yang tidak mengancam kestabilan. Seperti di China, Alibaba kemungkinan ada konglomerasi, kita pastikan sejak awal agar di sini tidak ada terjadi konglomerasi," ujar Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Erwin Haryono ketika ditemui dalam acara Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) di Surabaya, Kamis (13/12/2018).
Konglomerasi pada Alibaba bisa berpotensi ciptakan money creation bila uang yang berputar di jaringan Alibaba, baik itu pinjaman dan untuk pembayaran tidak bisa dikendalikan bank sentral.
"Ini yang harus diatur. Ini harus diatur seketat bank. Kami harus pastikan money creation tidak terjadi," jelasnya Erwin Haryono.
Erwin Haryono menambahkan saat ini yang paling berkembang sekarang adalah pembayaran ritel. "Dengan wilayah Indonesia yang luar biasa, biaya distribusi uang itu adalah hal yang luar biasa. Kalau digital terwujud, itu baik untuk Indonesia. Tetapi kami ingin sistem pembayaran yang aman, tidak menciptakan shadow banking tetapi digital," tambah Erwin.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dru) Next Article Kian Ramai, BI Berikan Izin 2 Uang Elektronik Baru
Most Popular