
Perkembangan Teknologi
Pemesanan Melambat, Kerugian Uber Membengkak Jadi Rp 15,84 T
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 November 2018 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Uber Technologies Inc bisa saja menjadi salah satu startup yang paling bernilai di dunia. Namun, kinerja keuangan masih jauh dari kata memuaskan karena masih mencatatkan kerugian yang cukup besar.
Pada kuartal terakhir, Uber mencatatkan pertumbuhan pesanan taksi online dan pengiriman barang sebesar 6%, pertumbuhan satu digit dalam tiga kuartal berturut-turut. Padahal tahun lalu pertumbuhan bisnis hingga dua digit.
Seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (15/11/2018), perusahaan yang berbasis di San Francisco itu mencatatkan kerugian sebesar US$1,07 miliar atau setara Rp 15,84 triliun (US$1 = Rp 14.800), naik 20% dari kuartal sebelumnya, tetapi turun 27% dari tahun lalu.
Uber berusaha untuk memperluas bisnis pengangkutan kargo, pengiriman makanan dan sepeda listrik dan skuter sebagai pertumbuhan di bisnis kendaraan online yang telah berusia satu dekade sudah melambat.
Perusahaan senilai US$76 miliar itu menghadapi tekanan untuk menunjukkan bahwa perusahaan masih dapat tumbuh cukup untuk dapat menguntungkan dan memuaskan investor dalam penawaran umum perdana yang direncanakan dalam beberapa tahun kedepan.
Kerugian perusahaan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi adalah US$ 592 juta, turun dari US$ 614 juta pada kuartal lalu dan US$ 1,02 miliar setahun yang lalu.
"Kami memiliki kinerja kuartal kuat lainnya untuk ukuran bisnis dan lingkup global kami," kata Nelson Chai, Chief Financial Uber, yang bergabung pada September, setelah posisi itu kosong selama tiga tahun. Dia menekankan "pasar berpotensi tinggi di India dan Timur Tengah menjadi tempat di mana perusahaan terus memperkuat posisi kepemimpinannya."
Tetapi kondisi ekonomi yang lebih luas dan kerugian yang berkelanjutan dapat mendorong Uber untuk bergabung dengan saingan di India dan Timur Tengah, terutama karena Uber dan Ola yang berbasis di India berbagi investor di SoftBank Group Corp.
Total pemesanan kotor Uber mencapai US$12,7 miliar, naik 6% dari kuartal sebelumnya dan naik 41% dari tahun lalu. Pada akhir tahun 2016, pertumbuhan pemesanan triwulanan Uber mendekati 30%, dan pada awal 2017 pertumbuhan triwulan-ke-triwulan terus meningkat dua digit. Namun, pada awal tahun ini, pertumbuhan pemesanan merosot ke satu digit.
Pendapatan untuk kuartal ini adalah US$2,95 miliar, naik 5% dari kuartal sebelumnya dan naik 38% dari tahun lalu. Angka itu membuntuti peningkatan pendapatan kuartal kedua dari tahun ke tahun sebesar 63%.
Sebagai perusahaan swasta, Uber tidak diharuskan mengungkapkan secara terbuka keuangannya, tetapi tahun lalu mulai merilis angka yang dipilih.
(roy) Next Article Taksi Online SoftBank Ini Masih Boncos, Rugi 84,68 T
Pada kuartal terakhir, Uber mencatatkan pertumbuhan pesanan taksi online dan pengiriman barang sebesar 6%, pertumbuhan satu digit dalam tiga kuartal berturut-turut. Padahal tahun lalu pertumbuhan bisnis hingga dua digit.
Seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (15/11/2018), perusahaan yang berbasis di San Francisco itu mencatatkan kerugian sebesar US$1,07 miliar atau setara Rp 15,84 triliun (US$1 = Rp 14.800), naik 20% dari kuartal sebelumnya, tetapi turun 27% dari tahun lalu.
Kerugian perusahaan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi adalah US$ 592 juta, turun dari US$ 614 juta pada kuartal lalu dan US$ 1,02 miliar setahun yang lalu.
"Kami memiliki kinerja kuartal kuat lainnya untuk ukuran bisnis dan lingkup global kami," kata Nelson Chai, Chief Financial Uber, yang bergabung pada September, setelah posisi itu kosong selama tiga tahun. Dia menekankan "pasar berpotensi tinggi di India dan Timur Tengah menjadi tempat di mana perusahaan terus memperkuat posisi kepemimpinannya."
Tetapi kondisi ekonomi yang lebih luas dan kerugian yang berkelanjutan dapat mendorong Uber untuk bergabung dengan saingan di India dan Timur Tengah, terutama karena Uber dan Ola yang berbasis di India berbagi investor di SoftBank Group Corp.
Total pemesanan kotor Uber mencapai US$12,7 miliar, naik 6% dari kuartal sebelumnya dan naik 41% dari tahun lalu. Pada akhir tahun 2016, pertumbuhan pemesanan triwulanan Uber mendekati 30%, dan pada awal 2017 pertumbuhan triwulan-ke-triwulan terus meningkat dua digit. Namun, pada awal tahun ini, pertumbuhan pemesanan merosot ke satu digit.
Pendapatan untuk kuartal ini adalah US$2,95 miliar, naik 5% dari kuartal sebelumnya dan naik 38% dari tahun lalu. Angka itu membuntuti peningkatan pendapatan kuartal kedua dari tahun ke tahun sebesar 63%.
Sebagai perusahaan swasta, Uber tidak diharuskan mengungkapkan secara terbuka keuangannya, tetapi tahun lalu mulai merilis angka yang dipilih.
(roy) Next Article Taksi Online SoftBank Ini Masih Boncos, Rugi 84,68 T
Most Popular